Ambon, Maluku (ANTARA News) - Ribuan umat Kristiani memadati gedung-gedung gereja dan kathedral di seluruh wilayah Kota Ambon, ibu kota Provinsi Maluku, untuk mengikuti ibadah persiapan jelang perayaan Natal 25 Desember 2012, Senin petang hingga malam hari.

Hampir semua gedung gereja dan kathedral disesaki umat yang datang untuk beribadah, hingga ke luar gedung.

Kendati pihak pengelola gereja telah menyediakan tenda dan kursi tambahan serta membagi jadual ibadah menjadi dua hingga tiga kali, tetap tidak mampu menampung banyaknya umat yang datang untuk mengikuti ibadah, kendati harus dilakukan dengan berdiri, tetapi ibadah berlangsung khusuk dan lancar.

Pada sejumlah gereja juga dipasangi televisi monitor maupun layar lebar, guna mempermudah umat yang berada di luar gedung juga dapat mengikuti jalannya ibadah dengan baik.

Sebagian tempat ibadah, terutama yang letaknya dekat dengan ruas jalan utama, terlihat dijaga puluhan personil TNI dan Polri, di mana mereka juga terlibat mengatur arus lalu lintas, termasuk kendaraan miliki umat yang datang beribadah.

Beberapa aparat keamanan yang beragama Kristiani juga turut ikut berbaur mengikuti ibadah persiapan menyambut kelahiran Yesus Kristus sebagai Juru Selamat tersebut bersama umat lainnya, kendati sesekali harus keluar untuk membantu sesama aparat untuk mengatur jalannya ibadah agar berjalan lancar.

Pada beberapa gereja seperti Gereja Silo di perempatan kawasan Tugu Trikora dan Hok Im Tong di Jalan Antoni Rebook, turut diamankan puluhan pemuda Muslim.

Para pemuda Muslim aktif menyambut umat Kristiani yang datang untuk beribadah sambil bersalaman dan mengucapkan selamat Natal.

"Kami turut bertanggung jawab dan berkewajiban membantu mengamankan ibadah perayaan Natal sebagai bentuk solidaritas dan persaudaraan sejati antarsesama umat beragama di Maluku yang terbingkai dalam budaya Pela-Gandong," ujar Amir, salah seorang pemuda Muslim yang ikut bersama 20-an temannya membantu prosesi ibadah di Gereja Silo Ambon.


Bangun Solidaritas

Para tokoh agama dalam khotbahnya mengajak umat kristiani untuk memaknai Natal sebagai momentum untuk berbagi kasih serta membangun rasa solidaritas dengan sesama umat manusia.

"Kelahiran Yesus Kristus untuk menyelamatkan semua orang, tanpa memandang perbedaan suku, agama maupun ras. Karena itu umat Kristiani dituntut untuk membangun solidaritas dan berbagi kasih tanpa pamrih dengan samanya," kata pendeta Hengky Pesiwarissa saat memimpin ibadah persiapan Natal di Gereja Silo.

Menurutnya, keteladanan Yesus yang rela mengorbankan dirinya untuk menebus dosa umat manusia, harus dijadikan contoh dan teladan dalam memaknai kehidupan bersama umat beragama lainnya, sehingga tercipta rasa saling menyayangi dan mengasihi satu dengan lainnya.

Persaudaraan sejati, tandasnya, adalah hubungan dan perasaan saling memiliki, menghormati dan menyayangi satu dengan lainnya, tanpa memandang perbedaan, tidak saling mencurigai maupun dengki dan iri hati.

Dia juga berharap umat Kristiani tidak berlebihan dalam merayakan peristiwa kelahiran Yesus Kristus itu, tetapi lebih mengutamakan berbagi kasih dengan sesama. (*)