Semarang (ANTARA) - Mobil-mobil berplat nomor luar Semarang terlihat mulai memadati sentra oleh-oleh khas Kota Atlas, seperti di lunpia di Jalan Pemuda dan Jalan Gajahmada, serta bandeng presto di Jalan Pandanaran, Semarang, Jumat.

Kebanyakan mobil terlihat berplat nomor B atau daerah Jakarta dan sekitarnya, kemudian Jawa Barat, seperti F (Bogor), E (Cirebon), dan ada pula dari Jawa Timur, di antaranya L (Surabaya) dan N (Malang).

Meski mulai dipadati mobil dari luar Kota Semarang, arus lalu lintas jalan-jalan protokol di perkotaan Semarang masih terpantau lancar.

Bahkan, di Jalan Pandanaran yang nyaris setiap hari macet, tampak lancar karena mobil-mobil diparkir masuk ke dalam halaman pertokoan, tidak di bahu jalan karena sudah ada rambu larangan.

Petugas Dinas Perhubungan Kota Semarang terlihat berjaga di Jalan Pandanaran untuk memperingatkan jika ada yang pengemudi ngeyel parkir di bahu jalan.

Deddy (43) pemudik asal Bogor mengaku kebetulan mampir ke Semarang karena ingin membeli lunpia untuk dibawa ke kampung halamannya di Gresik.

"Lewat aja terus mampir (ke Semarang, red.) beli lunpia. Tadi muter-muter akhirnya beli di sini (Jalan Pemuda, red)," kata Dedy yang mudik bersama keluarga kecilnya.

Tak hanya di sentra oleh-oleh, mobil berplat luar Kota Semarang juga mulai banyak melewati jalur-jalur alternatif, seperti Jalan Woltermonginsidi.

Sebelumnya, Dinas Perhubungan Kota Semarang memastikan skema rekayasa lalu lintas sudah disiapkan bersama Satlantas Polrestabes Semarang untuk mengurai kepadatan kendaraan di jalan-jalan protokol perkotaan pada arus mudik dan balik Lebaran 2023.

"Untuk strategi, kami sudah sepakati dengan jajaran Satlantas. Intinya, dinamika lalu lintas setiap saat berubah terus," kata Kepala Dishub Kota Semarang Endro Pudyo Martanto.

Rekayasa lalu lintas, kata dia, sewaktu-waktu bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan, seperti pada arus mudik Lebaran tahun lalu di Jalan Pandanaran Semarang yang dijadikan empat lajur.

"Kami sewaktu-waktu bisa melakukan rekayasa (lalu lintas, red.) sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, Jalan Pandanaran bisa aja seperti dulu dijadikan empat lajur. Yang satu lajur lebih landai," katanya.

Dishub telah menyiapkan setidaknya tujuh posko untuk pantauan mudik, yakni di kawasan Tugu Muda, Simpang Lima, Gedung Dinkes, Terminal Cangkiran, Terminal Terboyo, dan Terminal Gunungpati.

Satu lagi, kata Endro, posko induk yang disiapkan di Area Traffic Control System (ATCS) Room yang bersiaga penuh selama 24 jam, dengan total personel yang dikerahkan sebanyak 360 orang.

Baca juga: Pusat oleh-oleh di Labuan Bajo fokus berdayakan 350 UMKM lokal

Baca juga: Pusat oleh-oleh jadi titik kepadatan lalu lintas di Solo