Gereja Bali apresiasi keterlibatan pecalang amankan Natal
24 Desember 2012 17:05 WIB
Sejumlah anggota pengamanan adat atau Pecalang memberi hormat ketika mengikuti apel kesiapan pengamanan perayaan Natal dan Tahun Baru 2013 di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar, Jumat (21/12). (ANTARA/Nyoman Budhiana).
Denpasar (ANTARA News) - Pihak Gereja Paroki Maria Bunda Segala Bangsa yang terletak di Kompleks Peribadatan Puja Mandala di Nusa Dua mengapresiasi keterlibatan pasukan pengamanan adat (pecalang) yang turut berpartisipasi mengamankan Hari Raya Natal.
"Kami mengapresiasi keterlibatan Pecalang yang biasanya berjaga di barisan depan," kata Sekretaris Gereja Paroki Maria Bunda Segala Bangsa, Alex Sani Kelen, di Denpasar, Senin.
Menurut dia, hal itu merupakan bentuk toleransi antarumat beragama yang sudah terjalin baik sejak lama.
Biasanya dua orang pecalang dari Desa Adat Bualu dikerahkan untuk ikut bertugas menjaga arus lalu lintas di sekitar komplek tempat ibadah lima agama tersebut.
Selain pecalang, bentuk kerukunan umat lain juga ditunjukkan di komplek Puja Mandala, yakni umat Nasrani diizinkan untuk memarkirkan kendaraannya di halaman parkir Masjid Agung Ibnu Batutah, dan Pura Jagatnata yang terketak dalam satu komplek.
"Mereka bantu menyediakan parkir untuk umat yang akan melaksanakan ibadah," katanya.
Dia mengatakan bahwa selain pecalang, Puja Mandala juga dijaga aparat kepolisian dari Polsek Kuta Selatan yang berjumlah lebih dari enam orang dan aparat TNI yang berjumlah empat orang.
Mengenai pengamanan, lanjut Alex masih sesuai dengan standar pengamanan seperti tahun-tahun sebelumnya yang digelar di gereja dengan total umat terdaftar sebanyak 2.700 orang.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya masih ketat juga. Sejak H min 5 aparat sudah menyisir gereja sampai ke belakang," ujar Alex.
Pengamanan selain dilakukan oleh aparat, pihak gereja juga telah mengerahkan pengamanan petugas internal dengan dibantu dua alat "metal detector" genggam. (*)
"Kami mengapresiasi keterlibatan Pecalang yang biasanya berjaga di barisan depan," kata Sekretaris Gereja Paroki Maria Bunda Segala Bangsa, Alex Sani Kelen, di Denpasar, Senin.
Menurut dia, hal itu merupakan bentuk toleransi antarumat beragama yang sudah terjalin baik sejak lama.
Biasanya dua orang pecalang dari Desa Adat Bualu dikerahkan untuk ikut bertugas menjaga arus lalu lintas di sekitar komplek tempat ibadah lima agama tersebut.
Selain pecalang, bentuk kerukunan umat lain juga ditunjukkan di komplek Puja Mandala, yakni umat Nasrani diizinkan untuk memarkirkan kendaraannya di halaman parkir Masjid Agung Ibnu Batutah, dan Pura Jagatnata yang terketak dalam satu komplek.
"Mereka bantu menyediakan parkir untuk umat yang akan melaksanakan ibadah," katanya.
Dia mengatakan bahwa selain pecalang, Puja Mandala juga dijaga aparat kepolisian dari Polsek Kuta Selatan yang berjumlah lebih dari enam orang dan aparat TNI yang berjumlah empat orang.
Mengenai pengamanan, lanjut Alex masih sesuai dengan standar pengamanan seperti tahun-tahun sebelumnya yang digelar di gereja dengan total umat terdaftar sebanyak 2.700 orang.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya masih ketat juga. Sejak H min 5 aparat sudah menyisir gereja sampai ke belakang," ujar Alex.
Pengamanan selain dilakukan oleh aparat, pihak gereja juga telah mengerahkan pengamanan petugas internal dengan dibantu dua alat "metal detector" genggam. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2012
Tags: