Kebijakan respons COVID-19 China kurangi tekanan rantai pasokan global
21 April 2023 09:16 WIB
Ban dipamerkan di bagian pameran Kendaraan & Suku Cadang sesi ke-133 Pameran Impor dan Ekspor China di Provinsi Guangdong, China, Sabtu (15/4/2023). (ANTARA/Xinhua/Liu Dawei)
Helsinki (ANTARA) - Labour Institute for Economic Research (Labore) Finlandia menerbitkan hasil riset perkiraan ekonomi 2023-2025, Kamis (20/4), yang menyatakan optimalisasi kebijakan respons COVID-19 China meningkatkan permintaan dan mengurangi pembatasan rantai pasokan global.
Sebagian besar analis memperkirakan ekonomi China akan tumbuh secara berkelanjutan di tahun-tahun mendatang setelah penyesuaian ini dalam respons COVID-19.
Perkembangan ekonomi yang positif di China meningkatkan permintaan dan mengurangi tekanan pada rantai pasokan global, sehingga berdampak positif pada ekonomi global.
Terkait perekonomian global, lembaga Finlandia yang berfokus pada prediksi ekonomi itu menyatakan bahwa inflasi yang meluas dan pengetatan kebijakan moneter diperkirakan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Selain itu, berlanjutnya konflik antara Rusia dan Ukraina serta kian intensifnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China juga turut meningkatkan ketidakpastian global.
Menurut sejumlah lembaga prediksi ekonomi besar, perekonomian AS akan melambat signifikan pada 2023 dan diperkirakan akan pulih pada 2024 dan 2025.
Perekonomian di zona euro akan tumbuh, meski ekonomi Jerman kemungkinan akan melemah pada 2023. Perekonomian Inggris diperkirakan akan terkontraksi pada tahun ini dan tidak akan pulih secara signifikan pada 2024.
Lebih lanjut, proyeksi Labore menyebutkan bahwa ekonomi Finlandia akan menyusut 0,2 persen pada tahun ini dan akan tumbuh 1 persen pada 2024 serta 2,7 persen pada 2025.
Didirikan pada 1971, penelitian LABORE berfokus pada ekonomi tenaga kerja, termasuk penelitian pendidikan, keuangan publik, dan ekonomi makro. Selesai
Sebagian besar analis memperkirakan ekonomi China akan tumbuh secara berkelanjutan di tahun-tahun mendatang setelah penyesuaian ini dalam respons COVID-19.
Perkembangan ekonomi yang positif di China meningkatkan permintaan dan mengurangi tekanan pada rantai pasokan global, sehingga berdampak positif pada ekonomi global.
Terkait perekonomian global, lembaga Finlandia yang berfokus pada prediksi ekonomi itu menyatakan bahwa inflasi yang meluas dan pengetatan kebijakan moneter diperkirakan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Selain itu, berlanjutnya konflik antara Rusia dan Ukraina serta kian intensifnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China juga turut meningkatkan ketidakpastian global.
Menurut sejumlah lembaga prediksi ekonomi besar, perekonomian AS akan melambat signifikan pada 2023 dan diperkirakan akan pulih pada 2024 dan 2025.
Perekonomian di zona euro akan tumbuh, meski ekonomi Jerman kemungkinan akan melemah pada 2023. Perekonomian Inggris diperkirakan akan terkontraksi pada tahun ini dan tidak akan pulih secara signifikan pada 2024.
Lebih lanjut, proyeksi Labore menyebutkan bahwa ekonomi Finlandia akan menyusut 0,2 persen pada tahun ini dan akan tumbuh 1 persen pada 2024 serta 2,7 persen pada 2025.
Didirikan pada 1971, penelitian LABORE berfokus pada ekonomi tenaga kerja, termasuk penelitian pendidikan, keuangan publik, dan ekonomi makro. Selesai
Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023
Tags: