Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur memastikan ketersediaan daging dan telur aman dan mencukupi menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah.

"Ketersediaan daging, baik daging merah ayam, daging putih ayam unggas dan daging merah sapi, kerbau dan telur tercukupi," ucap Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Timur Fahmi Himawan saat menyampaikan ketersediaan stok daging menjelang Lebaran yang diikuti secara virtual di Samarinda, Kamis.

Fahmi mengungkapkan berdasarkan hasil pemantauan pada April menjelang Idul Fitri, ketersediaan daging sapi mencapai 1.146 ton, sementara kebutuhan 611,4 ton, sehingga terjadi surplus 535 ton.

Baca juga: Persediaan bahan pokok di Kaltim aman hingga 1,5 bulan usai Lebaran

Sedangkan daging ayam stok 7.089 ton dan yang diperlukan 6.543 ton, sehingga terjadi selisih atau surplus 546 ton, kemudian telur ketersediaan 1.608 ton kebutuhan 1.558 ton, surplus 50 ton.

"Jadi, untuk tiga komponen ini alhamdulillah sampai Idul Fitri, Idul Adha, bahkan Natal dan hari besar keagamaan lain kita masih aman," tutur Fahmi.

Fahmi menerangkan jika sudah masuk hari besar keagamaan nasional, harga-harga pasti akan naik, tapi besaran harga yang lain tidak lebih dari 10 persen atau 5 sampai 9 persen.

Untuk disparitas harga antar-wilayah juga 1,5 sampai 2,5 persen, ini sangat wajar. Contohnya, harga ayam di Kukar lebih murah, karena disana banyak produsen (peternak). Tetapi, semakin ke daerah hulu perbatasan lebih mahal untuk harga sapi.

"Hal tersebut disebabkan distribusi, dimana semakin jauh, pastinya akan lebih tinggi," ujarnya.

Baca juga: Stok minyak goreng Kaltim aman hingga 3,1 bulan

Baca juga: Pemprov Kaltim belum longgarkan pembatasan sosial saat Lebaran


Fahmi melanjutkan ketersediaan sapi di Kaltim masih 28 persen lokal dan 72 persen mendatangkan dari luar provinsi.

Dengan adanya penyakit mulut dan kuku (PMK) membuat gerak batas penerimaan menjadi lebih sedikit sumber pemasukan dan sempat tidak bisa mendatangkan sapi dari luar.

"Alhamdulillah pada Januari ada surat edaran dari Kementan, kita mulai diperbolehkan memasukkan sapi, baik dari zona merah di Jawa serta Sulawesi," katanya.

Fahmi meminta para peternak untuk tetap menjaga kesehatan hewan, hal ini perlu diperhatikan agar bisa terhindar dari penyakit yang menyerang hewan ternak.