Hong Kong (ANTARA) - Laporan media Barat tentang jumlah penduduk China yang disalip oleh India sengaja dibuat untuk "menjelek-jelekkan" China dan menganjurkan disintegrasi, kata CCTV pada Kamis.
Komentar tajam dari lembaga penyiaran negara itu mengatakan bahwa narasi media Barat dalam beberapa tahun terakhir adalah bahwa pembangunan China menghadapi "masalah besar".
Mereka juga menarasikan bahwa ketika keunggulan demografis China menghilang, kemampuan negara itu pun menurun sehingga perekonomian global juga akan menderita.
"Mereka memfitnah terus dan China berkembang terus, menciptakan keajaiban pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan stabil dengan populasi sangat besar," kata CCTV.
India menyalip China sebagai negara terpadat di dunia. Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), India akan memiliki jumlah penduduk hampir 3 juta orang lebih banyak daripada China pada pertengahan tahun ini.
Baca juga: India ambil alih posisi China sebagai negara berpenduduk terbanyak
"Amerika Serikat kian berupaya membendung perkembangan China dan menganjurkan pemisahan serta menemukan isu-isu baru dari laporan PBB," kata CCTV.
Media pelat merah itu menambahkan bahwa Barat hanya menyetarakan jumlah penduduk dengan pencapaian pembangunan.
Penurunan angka kelahiran dan penurunan kemauan melahirkan anak adalah masalah umum yang dihadapi seluruh dunia, kata CCTV.
Media itu menambahkan bahwa negara-negara Barat yang maju umumnya menghadapi masalah-masalah seperti kekurangan tenaga kerja.
Tahun lalu, jumlah penduduk China turun untuk pertama kalinya dalam enam puluh tahun terakhir ini.
Baca juga: Visa dua jurnalis India ditangguhkan, China sebut tindakan balasan
Perubahan bersejarah itu diperkirakan akan memicu periode panjang penurunan jumlah penduduk, yang berimplikasi besar terhadap perekonomian China dan dunia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan bahwa keunggulan populasi tidak hanya bergantung kepada kuantitas, tetapi juga kualitas.
"Populasi memang penting, tetapi talenta juga penting... China telah mengambil langkah-langkah aktif dalam menghadapi populasi yang menua," kata Wang kepada pers, Rabu.
Di distrik bisnis Guomao, Beijing, Liu (40), seorang pekerja bidang keuangan, mengatakan jumlah penduduk India yang melampaui China adalah "fenomena yang tak terelakkan", tetapi kekuatan ekonomi negaranya akan tetap mendominasi.
"Kekuatan ekonomi kami masih akan unggul," kata dia, seraya menambahkan bahwa pertumbuhan populasi India "tidak berdampak besar" kepada China.
Baca juga: India tolak upaya China ubah nama-nama tempat di Arunachal Pradesh
Sumber: Reuters
CCTV kecam pemberitaan Barat soal jumlah penduduk China disalip India
20 April 2023 14:49 WIB
Arsip - Warga berbelanja di pasar yang ramai di tengah penyebaran COVID-19 di Kolkata, India, 6 Januari 2022. (REUTERS/Rupak De Chowdhuri/as)
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023
Tags: