Ambon (ANTARA) - Fenomena Gerhana Matahari sebagian terlihat di Kota Ambon membuat matahari terlihat seperti sabit atau seperti huruf C yang terbalik, Kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika kelas I Ambon, Djati Cipto Kuncoro.

Pantauan BMKG Stasiun Geofisika Ambon, gerhana matahari hibrida yang terlihat di Kota Ambon berupa gerhana matahari sebagian puncaknya pada pukul 13.34.25 WIT.

"Hari ini kita melaksanakan pengamatan fenomena astronomi yaitu gerhana matahari hibrida, di mana prosesnya berlangsung dimulai pukul 11.58 WIT, dan puncaknya pada pukul 13.34.25 WIT atau mencapai 90 persen," katanya, di Ambon,.Kamis.

Ia menyatakan, sejak pagi hari cuaca di Ambon memang berawan dan sempat turun hujan tapi cuaca membaik panas dan gerhana matahari terlihat walau sebagian.

Baca juga: Warga Yogyakarta antusias amati gerhana matahari sebagian

Baca juga: Fenomena gerhana matahari hibrida di Makassar tampak 77 persen


"Gerhana matahari yang dilihat di Ambon ini memang tidak total berbeda dengan di Kisar Maluku Barat Daya dan Biak Papua, sedangkan kalau di Ambon hanya sekitar 9 persen, sehingga tampak seperti bulan sabit begitu tipis," katanya.

Proses untuk kembali ke normal, katanya, saat ini belum sempurna sehingga tim BMKG masih melakukan pemantauan hingga kondisi matahari kembali penuh di pukul 15.00 WIT.

"Tim akan siaga di lokasi pemantauan hingga pukul 15.00 WIT, dilanjutkan proses pengamatan hilal," Kata Djati.

Gerhana matahari hibrida terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi tepat segaris sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil, daripada piringan matahari dan tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi sama dengan piringan Matahari.

Gerhana matahari hibrida merupakan peristiwa gerhana matahari total dan cincin yang terjadi secara berurutan dalam satu fenomena, sehingga peristiwa gerhana matahari hibrida relatif terjadi cukup langka.

Selain itu posisi pengamat mempengaruhi besar magnitudo gerhana yang akan teramati, sehingga pengamatan kedua gerhana tidak dapat dilakukan secara bersamaan dan dilokasi yang sama.*

Baca juga: SAC pantau gerhana matahari hibrida di Balai Kota Surabaya

Baca juga: Ratusan umat Islam shalat gerhana matahari di Masjid Agung Palembang