Ketua MPR RI: Tuksedo Studio bukti milenial hasilkan karya bermutu
19 April 2023 23:24 WIB
Ketua MPR RI sekaligus Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Pusat Bambang Soesatyo (kiri) melihat koleksi mobil Tuksedo Studio berjenis Porshe 550 Spyder di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (19/4/2023) malam. ANTARA/Rolandus Nampu
Badung (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyebutkan pameran mobil klasik oleh Tuksedo Studio Bali menjadi salah satu bukti bahwa anak muda milenial Indonesia mampu menghasilkan dan mengembangkan karya bermutu kelas dunia.
Hal tersebut dikatakan Bambang Soesatyo saat membuka pameran mobil klasik bertajuk Tuksedo Studio Exhibition di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kabupaten Badung, Bali, Rabu. Dia mengatakan Tuksedo Studio Bali merupakan bengkel kenamaan yang mampu mereplika berbagai jenis mobil terutama mobil-mobil klasik bertempat di Ketewel, Kabupaten Gianyar, Bali patut menjadi contoh bagi anak muda Indonesia untuk terjun mengembangkan bisnis secara mandiri yang mampu bersaing di pasar global. "Kalau anak muda kota sudah kembali ke desa, berbisnis di desa, rejeki kota, lalu bisnisnya mengglobal itu baru anak muda yang luar biasa. Inilah kekuatan bangsa kita yang harus diapresiasi," kata dia. Bambang Soesatyo atau yang akrab disapa Bamsoet datang dalam acara pameran mobil klasik di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali tersebut sebagai Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia Pusat. Dengan hadirnya banyak karya anak-anak muda yang bernilai ekonomis tinggi dirinya mengajak anak-anak muda Indonesia untuk melahirkan karya-karya yang berkualitas.
Bamsoet juga mengatakan dirinya hadir secara langsung dalam pembukaan Tuksedo Studio Exhibition di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sebagai bentuk dukungan terhadap karya anak bangsa yang memiliki ketertarikan dan kemampuan khusus di bidang otomotif.
"Saya bukan beli mobilnya, tetapi saya beli maha karyanya. Karya yang harus kita banggakan. Kalau mobil banyak bisa kita pilih yang lebih hebat dari ini banyak, tetapi saya beli ini karena saya beli maha karyanya. Hasil karya anak-anak bangsa kita," kata dia. Bamsoet menjelaskan kendaraan klasik memiliki pesona tersendiri di kalangan pencinta otomotif. Menurut Bamsoet selain tidak diproduksi lagi oleh pabrikan aslinya, jumlah mobil klasik yang terbatas dan sudah dimiliki berbagai kolektor top dunia menjadikan nilai jual mobil tersebut sangat tinggi. Namun demikian, suatu yang menggembirakan bahwa dengan kemampuan yang dimiliki oleh sejumlah anak muda di Tuksedo Studio Bali, harga mobil tersebut relatif lebih murah dari harga aslinya. Sementara itu, Founder Tuksedo Studio Laksamana Gusti Handoko mengatakan beberapa koleksi mobil klasik yang dibuat di Tuksedo Studio Bali antara lain 300SL Gullwing, 550 Spyder, Porsche 356 Speedster, Porsche 356 Coupe, Toyota 2000 GT, BMW 507, Aston Martin DB5 dan Ferrari 250 GTO. Mobil-mobil tersebut sudah dipasarkan kepada pembeli luar negeri seperti Amerika dan Spanyol maupun kolektor dalam negeri seperti Raffi Ahmad, Ahmad Sahroni dan juga Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, serta beberapa yang lainnya. Gusti mengatakan pada awalnya Tuksedo Studio merupakan UMKM yang menghimpun anak-anak muda yang memiliki kemampuan pada bidang otomotif. Namun, setelah berjalan beberapa tahun, Tuksedo Studio akhirnya menjadi suatu industri otomotif yang menyediakan dan memasarkan produk berupa mobil sport klasik yang bahan-bahannya diimpor dari beberapa penyedia. Kali ini, Tuksedo Studio memilih Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kabupaten Badung, Bali sebagai tempat pameran karena menurut Gusti maha karya seniman Bali tersebut sudah saatnya dipamerkan kepada wisatawan baik domestik maupun mancanegara bahwa Bali memiliki karya-karya yang berkualitas yakni mobil sport klasik. "Bali ini kan lumrah dikenal sebagai pulau yang digunakan orang-orang untuk berwisata. Orang lebih mengenal Bali dengan pesona wisata alam maupun budayana. Nyatanya, Bali lebih dari pada itu. Bandara merupakan lebih dari standar tempat untuk mendarat sebuah pesawat, bandara adalah tempat di mana semua orang dari berbagai kalangan bertemu bertukar pikiran bertukar nama dan bertukar karya," kata dia.
Baca juga: Menparekraf apresiasi inovasi bengkel restorasi Tuksedo Studio Bali
Baca juga: Ketua MPR ajak generasi milenial majukan UMKM
Hal tersebut dikatakan Bambang Soesatyo saat membuka pameran mobil klasik bertajuk Tuksedo Studio Exhibition di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kabupaten Badung, Bali, Rabu. Dia mengatakan Tuksedo Studio Bali merupakan bengkel kenamaan yang mampu mereplika berbagai jenis mobil terutama mobil-mobil klasik bertempat di Ketewel, Kabupaten Gianyar, Bali patut menjadi contoh bagi anak muda Indonesia untuk terjun mengembangkan bisnis secara mandiri yang mampu bersaing di pasar global. "Kalau anak muda kota sudah kembali ke desa, berbisnis di desa, rejeki kota, lalu bisnisnya mengglobal itu baru anak muda yang luar biasa. Inilah kekuatan bangsa kita yang harus diapresiasi," kata dia. Bambang Soesatyo atau yang akrab disapa Bamsoet datang dalam acara pameran mobil klasik di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali tersebut sebagai Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia Pusat. Dengan hadirnya banyak karya anak-anak muda yang bernilai ekonomis tinggi dirinya mengajak anak-anak muda Indonesia untuk melahirkan karya-karya yang berkualitas.
Bamsoet juga mengatakan dirinya hadir secara langsung dalam pembukaan Tuksedo Studio Exhibition di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sebagai bentuk dukungan terhadap karya anak bangsa yang memiliki ketertarikan dan kemampuan khusus di bidang otomotif.
"Saya bukan beli mobilnya, tetapi saya beli maha karyanya. Karya yang harus kita banggakan. Kalau mobil banyak bisa kita pilih yang lebih hebat dari ini banyak, tetapi saya beli ini karena saya beli maha karyanya. Hasil karya anak-anak bangsa kita," kata dia. Bamsoet menjelaskan kendaraan klasik memiliki pesona tersendiri di kalangan pencinta otomotif. Menurut Bamsoet selain tidak diproduksi lagi oleh pabrikan aslinya, jumlah mobil klasik yang terbatas dan sudah dimiliki berbagai kolektor top dunia menjadikan nilai jual mobil tersebut sangat tinggi. Namun demikian, suatu yang menggembirakan bahwa dengan kemampuan yang dimiliki oleh sejumlah anak muda di Tuksedo Studio Bali, harga mobil tersebut relatif lebih murah dari harga aslinya. Sementara itu, Founder Tuksedo Studio Laksamana Gusti Handoko mengatakan beberapa koleksi mobil klasik yang dibuat di Tuksedo Studio Bali antara lain 300SL Gullwing, 550 Spyder, Porsche 356 Speedster, Porsche 356 Coupe, Toyota 2000 GT, BMW 507, Aston Martin DB5 dan Ferrari 250 GTO. Mobil-mobil tersebut sudah dipasarkan kepada pembeli luar negeri seperti Amerika dan Spanyol maupun kolektor dalam negeri seperti Raffi Ahmad, Ahmad Sahroni dan juga Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, serta beberapa yang lainnya. Gusti mengatakan pada awalnya Tuksedo Studio merupakan UMKM yang menghimpun anak-anak muda yang memiliki kemampuan pada bidang otomotif. Namun, setelah berjalan beberapa tahun, Tuksedo Studio akhirnya menjadi suatu industri otomotif yang menyediakan dan memasarkan produk berupa mobil sport klasik yang bahan-bahannya diimpor dari beberapa penyedia. Kali ini, Tuksedo Studio memilih Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kabupaten Badung, Bali sebagai tempat pameran karena menurut Gusti maha karya seniman Bali tersebut sudah saatnya dipamerkan kepada wisatawan baik domestik maupun mancanegara bahwa Bali memiliki karya-karya yang berkualitas yakni mobil sport klasik. "Bali ini kan lumrah dikenal sebagai pulau yang digunakan orang-orang untuk berwisata. Orang lebih mengenal Bali dengan pesona wisata alam maupun budayana. Nyatanya, Bali lebih dari pada itu. Bandara merupakan lebih dari standar tempat untuk mendarat sebuah pesawat, bandara adalah tempat di mana semua orang dari berbagai kalangan bertemu bertukar pikiran bertukar nama dan bertukar karya," kata dia.
Baca juga: Menparekraf apresiasi inovasi bengkel restorasi Tuksedo Studio Bali
Baca juga: Ketua MPR ajak generasi milenial majukan UMKM
Pewarta: Rolandus Nampu
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: