Panglima tegaskan tidak ada penambahan prajurit dan alutsista di Papua
18 April 2023 21:38 WIB
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono (tengah) Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman (kanan) Panglima Kostrad, Letjen TNI Maruli Simanjuntak (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan di Base Ops TNI Lanudal Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (18/4/2023). . ANTARA FOTO/Umarul Faruq/hp.
Jakarta (ANTARA) - Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menegaskan tidak ada penambahan prajurit dan alutsista di Papua terutama setelah adanya penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Mugi-man, Nduga, Papua.
Laksamana Yudo menjelaskan kebijakan yang ada rotasi pasukan di Papua, terutama untuk mereka yang telah cukup lama bertugas di Bumi Cenderawasih.
“Tidak ada penambahan pasukan, yang ada adalah rotasi, termasuk pasukan (yang ada di Nduga) ini hampir setahun bertugas, tentunya ini akan kami tarik dan rotasi dengan pasukan yang baru,” kata Panglima TNI di Lanud Yohanis Kapiyau, Timika, Papua, Selasa, yang rekamannya disiarkan Pusat Penerangan TNI di Jakarta.
Ia menjelaskan rotasi prajurit merupakan kebijakan yang biasa dilakukan oleh TNI.
“Kemarin saya lepas sekitar 1.200 (prajurit) itu dari Medan, Palembang, Kalimantan Tengah, Makassar, Surabaya. Itu juga sama rotasi, cuma di daerah-daerah yang bukan daerah rawan,” kata Laksamana Yudo.
Di lokasinya yang sama, dia mengatakan rotasi itu juga menjadi bentuk penyegaran, dan meningkatkan semangat prajurit.
“Tentunya, pasukan yang sudah lama bertugas mungkin morilnya turun, ya kami ganti dengan yang baru,” kata Laksamana Yudo.
Untuk alutsista, Panglima TNI juga menegaskan tidak ada penambahan alat-alat berat dan persenjataan.
Alutsista yang digunakan untuk operasi di Papua saat ini adalah helikopter, yang fungsinya mengangkut logistik, dan evakuasi medis terutama di daerah-daerah yang medannya cukup berat dilalui dengan angkutan darat.
“Kami tidak menambah alutsista, alutsista yang ada untuk angkutan,” kata Yudo.
Panglima TNI meningkatkan status operasi, yang mulanya menggunakan pendekatan halus (soft approach) menjadi siaga tempur, khususnya di daerah-daerah yang dinilai rawan teror KKB.
Langkah itu ditempuh oleh Yudo setelah kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyerang pasukan TNI di Mugi-man, Nduga, minggu lalu (15/4), yang menyebabkan satu prajurit gugur, tiga kena luka tembak, dan satu luka karena terjatuh.
Di lokasi penyisiran itu, ada 36 prajurit TNI yang mencari keberadaan pilot Susi Air, Phillip Mehrtens, yang disandera oleh KKB sejak Februari 2023.
Empat prajurit yang luka-luka itu pada Selasa telah dievakuasi oleh TNI dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Sementara itu, untuk evakuasi jenazah satu prajurit yang gugur, yaitu Pratu Miftahul Arifin dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna belum dapat dilakukan, karena terkendala cuaca.
Evakuasi jenazah Pratu Arifin akan berlanjut Rabu (19/4), kata Panglima TNI.
Baca juga: TNI masih cari empat prajuritnya setelah penyerangan KKB di Nduga
Baca juga: Panglima TNI pastikan pernyataan KST Timika hoaks
Laksamana Yudo menjelaskan kebijakan yang ada rotasi pasukan di Papua, terutama untuk mereka yang telah cukup lama bertugas di Bumi Cenderawasih.
“Tidak ada penambahan pasukan, yang ada adalah rotasi, termasuk pasukan (yang ada di Nduga) ini hampir setahun bertugas, tentunya ini akan kami tarik dan rotasi dengan pasukan yang baru,” kata Panglima TNI di Lanud Yohanis Kapiyau, Timika, Papua, Selasa, yang rekamannya disiarkan Pusat Penerangan TNI di Jakarta.
Ia menjelaskan rotasi prajurit merupakan kebijakan yang biasa dilakukan oleh TNI.
“Kemarin saya lepas sekitar 1.200 (prajurit) itu dari Medan, Palembang, Kalimantan Tengah, Makassar, Surabaya. Itu juga sama rotasi, cuma di daerah-daerah yang bukan daerah rawan,” kata Laksamana Yudo.
Di lokasinya yang sama, dia mengatakan rotasi itu juga menjadi bentuk penyegaran, dan meningkatkan semangat prajurit.
“Tentunya, pasukan yang sudah lama bertugas mungkin morilnya turun, ya kami ganti dengan yang baru,” kata Laksamana Yudo.
Untuk alutsista, Panglima TNI juga menegaskan tidak ada penambahan alat-alat berat dan persenjataan.
Alutsista yang digunakan untuk operasi di Papua saat ini adalah helikopter, yang fungsinya mengangkut logistik, dan evakuasi medis terutama di daerah-daerah yang medannya cukup berat dilalui dengan angkutan darat.
“Kami tidak menambah alutsista, alutsista yang ada untuk angkutan,” kata Yudo.
Panglima TNI meningkatkan status operasi, yang mulanya menggunakan pendekatan halus (soft approach) menjadi siaga tempur, khususnya di daerah-daerah yang dinilai rawan teror KKB.
Langkah itu ditempuh oleh Yudo setelah kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyerang pasukan TNI di Mugi-man, Nduga, minggu lalu (15/4), yang menyebabkan satu prajurit gugur, tiga kena luka tembak, dan satu luka karena terjatuh.
Di lokasi penyisiran itu, ada 36 prajurit TNI yang mencari keberadaan pilot Susi Air, Phillip Mehrtens, yang disandera oleh KKB sejak Februari 2023.
Empat prajurit yang luka-luka itu pada Selasa telah dievakuasi oleh TNI dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Sementara itu, untuk evakuasi jenazah satu prajurit yang gugur, yaitu Pratu Miftahul Arifin dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna belum dapat dilakukan, karena terkendala cuaca.
Evakuasi jenazah Pratu Arifin akan berlanjut Rabu (19/4), kata Panglima TNI.
Baca juga: TNI masih cari empat prajuritnya setelah penyerangan KKB di Nduga
Baca juga: Panglima TNI pastikan pernyataan KST Timika hoaks
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: