New Delhi (ANTARA News) - Kualitas bangsa harus terus menerus dibangun antara lain dengan mendorong berkembangnya sikap-sikap positif dalam kehidupan dan mampu mengembangkan peradaban melalui penguasaan teknologi dan juga ilmu pengetahuan.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat bertemu dengan perwakilan anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia dalam sebuah acara di Kedutaan Besar RI di New Delhi India, Kamis pagi, mengatakan, pengembangan nilai-nilai positif itu dapat menjauhkan masalah-masalah yang bisa menganggu perasaan kemanusiaan dan keadilan.

"Yang kita tuju adalah masyarakat yang baik. Masyarakat kita religius tapi bukan hanya dari ritual saja tapi juga penghayatannya. Kalau masyarakat tidak meninggalkan agama maka akan mendorong adanya `good society`," kata Presiden.

Ditambahkan Presiden Yudhoyono, masyarakat yang baik dan berkembang adalah masyarakat yang mampu memelihara kerukunan sehingga konflik akibat perbedaan kelompok, agama, suku dan ras bisa dihindarkan.

"Masyarakat yang baik juga memiliki penalaran yang baik, penguasaan teknologi yang baik dan menghormati kesetaraan gender. Jangan berkurang penghormatan terhadap kaum perempuan dan demikian juga sebaliknya," tegas Presiden.

Presiden mengaku merasa sedih dan prihatin atas peristiwa berdarah yang terjadi di Amerika Serikat dan mengakibatkan 20 orang tewas yang sebagian besarnya berusia sekolah dasar.

"Saya terganggu dengan apa yang terjadi di Amerika Serikat dimana ada (korbannya-red) anak berusia enam tahun ditembak tiga peluru demikian juga dengan pernikahan gay, menurut saya kita patut prihatin," kata Presiden.

Kepala negara mengatakan, di Indonesia berdasarkan pemahaman agama yang dianut oleh masing-masing warga negara maka pernikahan sejenis tidak bisa.

"Saya kira di Indonesia tidak, kebebasan ada batasnya. Tidak ada yang absolut dan selalu ada koridor yang membatasinya," tegasnya.
(P008/Z002)