Jakarta (ANTARA News) - Pengusaha Hashim Djojohadikusumo melalui perusahaannya PT Tidar Kerinci Agung (PT TKA) membangun Pusat Rehabilitasi Satwa untuk menyelamatkan Harimau Sumatera.

Hashim Djojohadikumo, dalam keterangan tertulis pembangunan pusat rehabilitasi yang diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan keberadaan Harimau Sumatera yang semakin terancam di habitat alamnya, telah menimbulkan keprihatinan yg mendalam.

"Indonesia harus segera melakukan tindakan dalam sebuah kesadaran kerjasama, sebagai tanggungjawab anak bangsa," kata Hashim di Padang.

Pusat Rehabilitas Satwa di Sumbar merupakan kebutuhan konservasi yang mendesak. Tingginya konflik hidup antara manusia dan kehidupan liar (human - wildlife conflict) memerlukan upaya penyelamatan dan dan perlindungan satwa liar, terutama harimau Sumatera dan satwa spesies asli Sumatera lainnya.

Seperti diketahui, diantara delapan sub spesies harimau yang tersebar di dunia, tiga diantaranya berasal dari Indonesia, yaitu harimau Sumatera, harimau Bali, dan harimau Jawa.

Harimau Bali sudah dinyatakan punah pada tahun 1940. Sedangkan harimau Jawa sudah dinyatakan punah sejak tahun 1980-an. Dengan demikian yang tersisa tinggal harimau Sumatera.

Penandatanganan perjanjian kerjasama pembentukan Pusat Rehabilitasi Satwa telah ditandatangani oleh Sahdin Zunaidi, Kepala BKSDA Sumbar dan Hashim Djojohadikusumo, Dirut TKA, di Padang, Kamis.

"Kami menyiapkan areal seluas 2.400 Ha ini akan kami gunakan khusus untuk kegiatan Pusat Rehabilitasi Satwa," kata Hashim.

Dia menambahkan, PT TKA sendiri telah beroperasi sejak 1986 dan mengelola HGU seluas 28.000 Ha. Sebagian arealnya dicadangkan untuk areal konservasi yang diberi nama Areal Konservasi Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo.
(ANT)