Sandiaga resmikan "Malang Health Tourism" kembangkan wisata kesehatan
18 April 2023 13:25 WIB
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam peresmian "Malang Health Tourism" di Malang, Jawa Timur, Minggu (16/4/2024). ANTARA/ (HO-Kemenparekraf)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, dengan diresmikannya Malang Health Tourism diharapkan memperkuat ekosistem pariwisata berbasis kesehatan, sehingga menekan laju masyarakat Indonesia melakukan pengobatan ke luar negeri.
“Penetapan ini merupakan upaya pemerintah untuk menekan laju peningkatan dari banyaknya wisatawan yang memperoleh fasilitas kesehatan di luar negeri,” ujar Sandiaga dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa.
Menurut data Kementerian Kesehatan pada tahun 2021, Indonesia menjadi kontributor terbesar dalam hal kunjungan medis ke luar negeri dengan senilai total Rp161 triliun, Malaysia dan Singapura menjadi negara yang paling sering dituju oleh wisatawan nusantara.
"Mudah-mudahan dengan hadirnya Malang Health Tourism menjadi awal dan inisiasi dari kebangkitan pariwisata dan industri kesehatan di Malang Raya dan Indonesia," ujar Menparekraf.
Wisata Kesehatan telah ditetapkan sebagai salah satu program prioritas strategis nasional pemerintah Republik Indonesia. Malang menjadi kawasan health tourism keempat di Indonesia setelah Sumatera Utara dengan Medan Medical Tourism Board, Bali dengan Bali Medical Tourism Association, dan Sulawesi Utara dengan North Sulawesi Health Tourism.
Sandiaga berharap Malang Health Tourism bisa memfokuskan pada wisatawan nusantara terlebih dahulu. Kemudian setelah berjalan dengan baik, maka baru pasar mancanegara yang dibidik.
Wilayah Bali sebelumnya sudah lebih dahulu dibangun KEK Kesehatan yang ditargetkan untuk wisatawan mancanegara.
"Kita melihat bagaimana Malaysia, Thailand, perlu waktu 15-20 tahun. Tapi pasarnya dari Indonesia, kalau kita gerak cepat, saya yakin dalam lima tahun kita betul-betul menyamai layanan kesehatan yang diberikan. Konsepnya harus kolaboratif, harus gotong royong," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia FGD Malang Health Tourism, Ardantya Syahreza berharap dengan terbentuknya kepengurusan Malang Health Tourism bisa mengundang para dokter untuk aktif memberikan input kepada rumah sakit terkait apa saja layanan yang diperlukan di Malang.
“Penetapan ini merupakan upaya pemerintah untuk menekan laju peningkatan dari banyaknya wisatawan yang memperoleh fasilitas kesehatan di luar negeri,” ujar Sandiaga dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa.
Menurut data Kementerian Kesehatan pada tahun 2021, Indonesia menjadi kontributor terbesar dalam hal kunjungan medis ke luar negeri dengan senilai total Rp161 triliun, Malaysia dan Singapura menjadi negara yang paling sering dituju oleh wisatawan nusantara.
"Mudah-mudahan dengan hadirnya Malang Health Tourism menjadi awal dan inisiasi dari kebangkitan pariwisata dan industri kesehatan di Malang Raya dan Indonesia," ujar Menparekraf.
Wisata Kesehatan telah ditetapkan sebagai salah satu program prioritas strategis nasional pemerintah Republik Indonesia. Malang menjadi kawasan health tourism keempat di Indonesia setelah Sumatera Utara dengan Medan Medical Tourism Board, Bali dengan Bali Medical Tourism Association, dan Sulawesi Utara dengan North Sulawesi Health Tourism.
Sandiaga berharap Malang Health Tourism bisa memfokuskan pada wisatawan nusantara terlebih dahulu. Kemudian setelah berjalan dengan baik, maka baru pasar mancanegara yang dibidik.
Wilayah Bali sebelumnya sudah lebih dahulu dibangun KEK Kesehatan yang ditargetkan untuk wisatawan mancanegara.
"Kita melihat bagaimana Malaysia, Thailand, perlu waktu 15-20 tahun. Tapi pasarnya dari Indonesia, kalau kita gerak cepat, saya yakin dalam lima tahun kita betul-betul menyamai layanan kesehatan yang diberikan. Konsepnya harus kolaboratif, harus gotong royong," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia FGD Malang Health Tourism, Ardantya Syahreza berharap dengan terbentuknya kepengurusan Malang Health Tourism bisa mengundang para dokter untuk aktif memberikan input kepada rumah sakit terkait apa saja layanan yang diperlukan di Malang.
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023
Tags: