Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat kenaikan kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada pekan kedua April 2023.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing diikuti daring di Jakarta, Selasa, mengatakan meskipun ada faktor-faktor regional penyebab hujan, tidak dipungkiri karhutla mulai naik di sejumlah daerah.

"Kebakaran hutan dan lahan mulai naik seiring frekuensi panasnya temperatur," ujar Abdul.

Abdul menjelaskan di dua provinsi yakni Sumatera Selatan dan Aceh, terjadi karhutla dan cuaca ekstrem tanpa hujan, di waktu yang bersamaan.

Sementara, provinsi yang tercatat mengalami karhutla di Pulau Sunatera yakni Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan. Serta provinsi utama Kalimantan yakni Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

"Mungkin setelah fase lebaran, kita lintas Kementerian benar-benar harus fokus untuk antisipasi karhutla," ujar Abdul.

Abdul menjelaskan curah hujan di Indonesia tidak terlalu signifikan, jika tidak ada faktor regional seperti Siklon Tropis Ilsa di utara benua Australia dan pesisir Nusa Tenggara Timur.

Sebanyak 24 kejadian bencana terjadi di Indonesia selama 10-16 April 2023. Bencana yang mendominasi masih cuaca ekstrem, banjir, dan tanah longsor.

"Kita harapkan dua minggu, sampai akhir bulan April ini, kita harapkan memang menjadi best weather-nya bagi masyarakat untuk bisa menikmati libur lebaran," kata Abdul.

Baca juga: BMKG: Waspada potensi karhutla pada 11-14 April di Natuna Kepri

Baca juga: BNPB siapkan antisipasi bencana jelang arus mudik-balik Lebaran 2023

Baca juga: BNPB: Bencana hidrometeorologi basah terjadi dengan maupun tanpa hujan