Jakarta (ANTARA News) - Pelaksanaan proyek pengembangan Bandara Supadio Pontianak, Kalimantan Barat, dinilai lamban karena proyek tahap I pembangunan terminal yang dijadwalkan rampung pada 2013, hingga kini belum menunjukkan perkembangan berarti.

"Setelah bekerja hampir satu tahun, tidak terlihat perkembangan yang nyata dari proyek tersebut. Hingga saat ini, baru pondasi kolom dan balok. Rangka atap belum ada," kata Faisal Haq, Ketua Koalisi Nasional Pemantau Otonomi (Konas Pantom), LSM pemantau otonomi daerah, di Jakarta, Rabu.

Mengutip data yang diperoleh dari simpul jaringan Konas Pantom di Kalimantan Barat, Faisal menyebutkan sampai dengan 29 September 2012, kemajuan pekerjaan (progress) kontraktor baru mencapai 22 persen. Padahal sesuai kontrak, progress pekerjaan hingga September 2012 seharusnya sudah mencapai kisaran 55 persen.

Progress pembangunan yang tak sesuai jadwal, menurut laporan yang diterima Faisal, salah satunya dipicu oleh ketidakberesan dalam pengelolaan proyek. "Intinya, harus ada review desain dan pengelolaan proyek untuk menghindarkan konsekuensi pembangunan terlambat dan inefisien yang tidak diinginkan," ujarnya.

Menilik lambannya pembangunan, lanjut Faisal Haq, pekerjaan diperkirakan molor satu tahun dari rencana selesai 2014.

Tahap I saja, pekerjaan struktur paling cepat akan selesai pada pertengahan 2013. Sedangkan pekerjaan Arsitektur dan Mechanical Electrical (ME) akan selesai pada akhir 2014. "Sangat jauh dari sasaran dua tahap pembangunan itu bisa selesai pada 2014," tegasnya.

Pengembangan Bandara Supadio, yang berada di bawah pengelolaan PT Angkasa Pura II, dianggarkan sebesar Rp380 miliar. Pihak AP II berencana meningkatkan kapasitas bandara di Pontianak tersebut hingga lima kali lebih besar dari kapasitas yang ada saat ini. Yakni, mampu melayani hingga 3,2 juta pergerakan penumpang per tahun.

Proses pengembangan Bandara Supadio akan dilakukan secara bertahap, mengingat pelaksanaannya dilakukan tanpa menghentikan operasional bandara yang tengah berjalan.

Untuk pembangunan tahap I, yang diawali dengan pemancangan tiang pertama pada Desember 2011, PT Angkasa Pura II menyiapkan dana sebesar Rp65 miliar. Sebelum memulai pembangunan terminal penumpang yang baru, Angkasa Pura II sudah lebih dulu melakukan pembangunan gedung terminal kargo.

Faisal Haq menambahkan, pengembangan Bandara Supadio yang dipastikan bakal memberikan efek pengganda bagi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat, perlu dicermati pelaksanaannya. Pasalnya, selain menggunakan dana APBN, juga menggunakan dana APBD Provinsi Kalimantan Barat, utamanya terkait pembangunan gedung VIP di terminal baru.

(F004/A026)