Para tahanan Portugal buat bilik-bilik pengakuan dosa untuk acara Paus
17 April 2023 20:56 WIB
Arsip - Paus Fransiskus melambai dari loggia Basilika Santo Petrus yang menghadap ke alun-alun Santo Petrus, setelah menyampaikan berkat Paskah Urbi et Orbi di Vatikan, Minggu (9//4/2023). ANTARA/REUTERS/Massimo Valicchia/aa. (Reuters/NurPhoto/Massimo Valicchia)
Porto, Portugal (ANTARA) - Meski tinggal beberapa tahun lagi sampai Tiago Espanhol dibebaskan, dia mengatakan waktu tahanannya berkurang ketika dia membangun bilik pengakuan dosa untuk acara Paus Fransiskus di Portugal musim panas ini.
"Kami menghabiskan waktu kami, dan itu bagus untuk kami," kata pria berumur 38 tahun itu saat memberikan sentuhan terakhir ke sebuah kursi di studio perkayuan di penjara tersebut.
"Bekerja lebih baik bagi kami. Setidaknya untuk melihat apakah kita bisa kembali ke rumah lebih cepat."
Pada 1 sampai 6 Agustus, akan ada acara Hari Orang Muda Sedunia di Lisbon. Dalam acara ini, Paus dan ratusan ribu pemuda Katolik dari seluruh dunia akan berkumpul.
Sebagai bagian dari acara tersebut, 150 bilik pengakuan dosa yang dibuat oleh para tahanan di tiga penjara berbeda akan dipasang di 'Taman Pengampunan', sebuah tempat bagi orang yang beriman untuk mengemukakan dosa-dosanya.
Espanhol, seorang Kristen Evangelik yang ditahan di Penjara Porto di bagian utara Portugal, berharap anak-anaknya bisa mengunjungi taman itu untuk melihat hasil karyanya.
Panitia acara tersebut mengatakan bahwa dengan melibatkan para tahanan, mereka bisa membantu tahanan itu kembali berbaur dengan masyarakat.
Tahanan seperti Espanhol dan yang lainnya juga berharap bahwa waktu tahanan mereka bisa dikurangi setelah mereka membantu membuat bilik-bilik pengakuan dosa itu.
Manuel Dias (55), yang sudah berada dalam penjara selama dua bulan dan saat ini menunggu hukuman terakhirnya, mengatakan bahwa membuat bilik-bilik itu lebih mudah dibandingkan menghabiskan waktu dalam penjara.
"Dalam (penjara), kamu hanya berdiri saja," katanya. "Waktu tidak berjalan lebih cepat."
Paulo Teixeira, koordinator studio perkayuan penjara itu, mengatakan bahwa salah satu keuntungan yang didapat dari membuat bilik-bilik itu adalah upah sebesar 5 euro ( Rp 81.641). Upah tersebut lebih besar dibandingkan upah harian yang diterima para tahanan saat mengerjakan yang lainnya.
Direktur penjara Porto, Jose Julio, mengatakan bahwa sebagian besar pekerjaan yang dikerjakan para tahanan adalah yang berkenaan dengan pemeliharaan sehari-hari, seperti bersih-bersih dan menyiapkan makanan.
Menurut Observatori Penjara Eropa, kesempatan pekerjaan dan vokasi bagi tahanan di Portugal amat sedikit, karena ada sangat banyak tahanan di penjara-penjara itu, menurut catatan mereka.
Melakukan investasi untuk memodernisasi studio dan meneken kontrak kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang mau memperkerjakan tahanan menjadi solusi penting untuk meningkatkan kemampuan mereka agar mereka siap untuk hidup dan mencari uang setelah dipenjara, kata Julio sambil berdiri di salah satu bilik yang sudah dibangun.
Dia mengatakan bahwa 'penting bagi semuanya untuk mengetahui bahwa hal-hal positif juga dikerjakan di dalam penjara-penjara'.
Sumber: Reuters
Baca juga: Ribuan orang berdoa di situs Katolik utama Portugal untuk akhir wabah
Baca juga: Paus doakan perdamaian Ukraina dan kecam kekerasan di Timur Tengah
Baca juga: Paus Fransiskus dukung reformasi sistem pensiun
"Kami menghabiskan waktu kami, dan itu bagus untuk kami," kata pria berumur 38 tahun itu saat memberikan sentuhan terakhir ke sebuah kursi di studio perkayuan di penjara tersebut.
"Bekerja lebih baik bagi kami. Setidaknya untuk melihat apakah kita bisa kembali ke rumah lebih cepat."
Pada 1 sampai 6 Agustus, akan ada acara Hari Orang Muda Sedunia di Lisbon. Dalam acara ini, Paus dan ratusan ribu pemuda Katolik dari seluruh dunia akan berkumpul.
Sebagai bagian dari acara tersebut, 150 bilik pengakuan dosa yang dibuat oleh para tahanan di tiga penjara berbeda akan dipasang di 'Taman Pengampunan', sebuah tempat bagi orang yang beriman untuk mengemukakan dosa-dosanya.
Espanhol, seorang Kristen Evangelik yang ditahan di Penjara Porto di bagian utara Portugal, berharap anak-anaknya bisa mengunjungi taman itu untuk melihat hasil karyanya.
Panitia acara tersebut mengatakan bahwa dengan melibatkan para tahanan, mereka bisa membantu tahanan itu kembali berbaur dengan masyarakat.
Tahanan seperti Espanhol dan yang lainnya juga berharap bahwa waktu tahanan mereka bisa dikurangi setelah mereka membantu membuat bilik-bilik pengakuan dosa itu.
Manuel Dias (55), yang sudah berada dalam penjara selama dua bulan dan saat ini menunggu hukuman terakhirnya, mengatakan bahwa membuat bilik-bilik itu lebih mudah dibandingkan menghabiskan waktu dalam penjara.
"Dalam (penjara), kamu hanya berdiri saja," katanya. "Waktu tidak berjalan lebih cepat."
Paulo Teixeira, koordinator studio perkayuan penjara itu, mengatakan bahwa salah satu keuntungan yang didapat dari membuat bilik-bilik itu adalah upah sebesar 5 euro ( Rp 81.641). Upah tersebut lebih besar dibandingkan upah harian yang diterima para tahanan saat mengerjakan yang lainnya.
Direktur penjara Porto, Jose Julio, mengatakan bahwa sebagian besar pekerjaan yang dikerjakan para tahanan adalah yang berkenaan dengan pemeliharaan sehari-hari, seperti bersih-bersih dan menyiapkan makanan.
Menurut Observatori Penjara Eropa, kesempatan pekerjaan dan vokasi bagi tahanan di Portugal amat sedikit, karena ada sangat banyak tahanan di penjara-penjara itu, menurut catatan mereka.
Melakukan investasi untuk memodernisasi studio dan meneken kontrak kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang mau memperkerjakan tahanan menjadi solusi penting untuk meningkatkan kemampuan mereka agar mereka siap untuk hidup dan mencari uang setelah dipenjara, kata Julio sambil berdiri di salah satu bilik yang sudah dibangun.
Dia mengatakan bahwa 'penting bagi semuanya untuk mengetahui bahwa hal-hal positif juga dikerjakan di dalam penjara-penjara'.
Sumber: Reuters
Baca juga: Ribuan orang berdoa di situs Katolik utama Portugal untuk akhir wabah
Baca juga: Paus doakan perdamaian Ukraina dan kecam kekerasan di Timur Tengah
Baca juga: Paus Fransiskus dukung reformasi sistem pensiun
Penerjemah: Mecca Yumna
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023
Tags: