Rupiah turun di tengah meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga Fed
17 April 2023 15:52 WIB
Ilustrasi - Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah di salah satu kantor cabang PT. Bank Mandiri Persero Tbk, Jakarta, Selasa (31/1/2023). (ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom/pri.)
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Senin menurun di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya untuk melawan inflasi.
Rupiah pada Senin ditutup melemah 89 poin atau 0,61 persen ke posisi Rp14.794 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.705 per dolar AS.
"Untuk pergerakan USDIDR hari ini ditopang oleh sentimen potensi kenaikan nilai suku bunga The Fed yang disampaikan oleh gubernur The Fed menyusul inflasi AS yang masih jauh dari sasaran," kata analis ICDX Revandra Aritama kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Baca juga: Rupiah tertekan komentar "hawkish" pejabat The Fed
Revandra menuturkan potensi kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin disebut mampu mendorong penurunan inflasi lebih lanjut untuk semakin mendekati target 2 persen.
Pasar uang sekarang memperkirakan peluang sekitar 81 persen bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan, naik dari peluang sekitar 69 persen minggu lalu.
Ekspektasi inflasi jangka pendek juga meningkat, dengan pembacaan awal April oleh University of Michigan menunjukkan bahwa ekspektasi inflasi satu tahun naik menjadi 4,6 persen dari 3,6 persen pada Maret.
Dolar AS menguat setelah Gubernur Federal Reserve Christopher Waller, salah satu hawkish terbesar bank sentral pada suku bunga, dalam sebuah pidatonya pada Jumat (14/4/2023) mengatakan dia menginginkan lebih banyak pengetatan moneter meskipun ada bukti bahwa inflasi di Amerika Serikat turun dari tertinggi empat dekade.
Menurut dia, kebijakan moneter harus tetap ketat untuk jangka waktu yang cukup lama, dan lebih lama dari yang diantisipasi pasar.
Inflasi indeks harga konsumen (IHK) AS pada Rabu (12/4/2023) dilaporkan mencapai 5 persen secara tahun ke tahun pada Maret, melemah dari 6 persen pada Februari.
Sedangkan inflasi inti - yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak - meningkat menjadi 5,6 persen, dari 5,5 persen bulan sebelumnya.
Di sisi lain, sentimen dalam negeri juga memberikan pengaruh positif. Laporan pekan lalu menyebutkan modal asing yang masuk ke dalam negeri berada di jumlah yang baik.
Dilaporkan sejak awal tahun hingga 13 April 2023 total dana asing yang masuk mencapai Rp69 triliun, yang terdiri dari Rp61,7 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan Rp7,3 triliun di pasar saham.
"Masuknya dana asing ini menjadi modal yang baik untuk penguatan rupiah," ujar Revandra.
Selain itu, program Term Deposit Valas Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang dijalankan Bank Indonesia juga mulai menarik investasi dalam jangka waktu yang lebih panjang sehingga bisa berdampak positif bagi nilai tukar rupiah.
Rupiah pada pagi hari dibuka merosot ke posisi Rp14.762 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.753 per dolar AS hingga Rp14.800 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah ke posisi Rp14.773 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.666 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah turun 57 poin jadi Rp14.762 pada Senin
Rupiah pada Senin ditutup melemah 89 poin atau 0,61 persen ke posisi Rp14.794 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.705 per dolar AS.
"Untuk pergerakan USDIDR hari ini ditopang oleh sentimen potensi kenaikan nilai suku bunga The Fed yang disampaikan oleh gubernur The Fed menyusul inflasi AS yang masih jauh dari sasaran," kata analis ICDX Revandra Aritama kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Baca juga: Rupiah tertekan komentar "hawkish" pejabat The Fed
Revandra menuturkan potensi kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin disebut mampu mendorong penurunan inflasi lebih lanjut untuk semakin mendekati target 2 persen.
Pasar uang sekarang memperkirakan peluang sekitar 81 persen bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan, naik dari peluang sekitar 69 persen minggu lalu.
Ekspektasi inflasi jangka pendek juga meningkat, dengan pembacaan awal April oleh University of Michigan menunjukkan bahwa ekspektasi inflasi satu tahun naik menjadi 4,6 persen dari 3,6 persen pada Maret.
Dolar AS menguat setelah Gubernur Federal Reserve Christopher Waller, salah satu hawkish terbesar bank sentral pada suku bunga, dalam sebuah pidatonya pada Jumat (14/4/2023) mengatakan dia menginginkan lebih banyak pengetatan moneter meskipun ada bukti bahwa inflasi di Amerika Serikat turun dari tertinggi empat dekade.
Menurut dia, kebijakan moneter harus tetap ketat untuk jangka waktu yang cukup lama, dan lebih lama dari yang diantisipasi pasar.
Inflasi indeks harga konsumen (IHK) AS pada Rabu (12/4/2023) dilaporkan mencapai 5 persen secara tahun ke tahun pada Maret, melemah dari 6 persen pada Februari.
Sedangkan inflasi inti - yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak - meningkat menjadi 5,6 persen, dari 5,5 persen bulan sebelumnya.
Di sisi lain, sentimen dalam negeri juga memberikan pengaruh positif. Laporan pekan lalu menyebutkan modal asing yang masuk ke dalam negeri berada di jumlah yang baik.
Dilaporkan sejak awal tahun hingga 13 April 2023 total dana asing yang masuk mencapai Rp69 triliun, yang terdiri dari Rp61,7 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan Rp7,3 triliun di pasar saham.
"Masuknya dana asing ini menjadi modal yang baik untuk penguatan rupiah," ujar Revandra.
Selain itu, program Term Deposit Valas Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang dijalankan Bank Indonesia juga mulai menarik investasi dalam jangka waktu yang lebih panjang sehingga bisa berdampak positif bagi nilai tukar rupiah.
Rupiah pada pagi hari dibuka merosot ke posisi Rp14.762 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.753 per dolar AS hingga Rp14.800 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah ke posisi Rp14.773 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.666 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah turun 57 poin jadi Rp14.762 pada Senin
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023
Tags: