Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, stagnan di posisi Rp9.630 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, mata uang rupiah cenderung bergerak dalam kisaran sempit di tengah meningkatnya nilai tukar euro terhadap dolar AS.

"Penguatan euro diharapkan berdampak pada rupiah seiring munculnya tanda-tanda kemajuan dalam negosiasi anggaran AS, yang memicu risk appetite di pasar," katanya.

Ia menambahkan, beberapa pelaku pasar menjual aset safe haven seperti dolar AS di tengah optimisme bahwa politisi AS akan mencapai kesepakatan menghindari fiscal cliff.

Ia mengemukakan, sebelumnya nilai tukar euro cenderung mendatar terhadap dolar AS menyusul komentar negatif Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) yang menegaskan kekhawatiran atas melambatnya pertumbuhan ekonomi Eropa.

"Ekonomi zona Euro masih akan menghadapi tantangan besar dalam jangka menengah. Lemahnya permintaan industri diperkirakan masih akan berlanjut sepanjang tahun 2013, dengan pemulihan moderat hanya terlihat menjelang akhir tahun," tambahnya.

Analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menambahkan, Presiden Obama merespon usulan juru bicara Partai Republik House Joe Boehner dengan mengubah proposalnya untuk mencari titik tengah mengenai fiscal cliff dalam pengenaan pajak.

"Dengan usulan baru, ada kemajuan dalam penyelesaian fiscal cliff tersebut. Usulan baru itu mendapat respon positif dari investor global," katanya.

(KR.ZMF)