Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia senantiasa mendorong kampanye penggunaan mobil listrik, electric vehicle/EV dan pengembangan industrinya di Indonesia, kata Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara, Setya Utama di Jakarta pada Senin.

Baca juga: Jumlah fasilitas 'charger' kendaraan listrik di China terus meningkat

Salah satu kebijakan yang diterapkan adalah dengan menjadikan mobil listrik sebagai kendaraan operasional dalam kegiatan internasional seperti KTT ASEAN ke-42 yang berlangsung tahun ini.

Setya mengatakan pada puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 yang akan dilaksanakan di Labuan Bajo pada bulan Mei, pemerintah menggaet sejumlah perusahaan mobil sebagai salah satu mitra penyedia kendaraan operasional mobil listrik untuk peserta pertemuan kepala negara-negara ASEAN tersebut.

"Penggunaan mobil listrik dalam kegiatan internasional menjadi bagian dari kebijakan pemerintah Indonesia untuk mendukung industri mobil listrik agar dapat mengembangkan pemanfaatan energi hijau dan biru di Indonesia," katanya.

Penggunaan mobil listrik dalam kegiatan-kegiatan internasional menjadi kesempatan bagi pemerintah untuk menyuarakan penggunaan mobil listrik dan pengembangan industri mobil listrik di Indonesia.

“Kami konsisten setiap kali penyelenggaraan acara internasional seperti KTT ASEAN dan KTT ASEAN Plus di Jakarta serta KTT Archipelagic and Island States di Bali kita akan gunakan untuk mengampanyekan penggunaan mobil-mobil yang (memanfaatkan) energi hijau dan biru,” kata Setya.

Pada Senin (17/4) dilaksanakan upacara penyerahan secara simbolis mobil listrik Hyundai IONIQ 5 sebagai kendaraan operasional bagi peserta KTT ASEAN ke-42. Sebanyak 117 unit mobil Hyundai IONIQ 5 akan dialokasikan sebagai kendaraan operasional bagi menteri, protokoler, keamanan, dan mobil keselamatan.

Setya menambahkan selain Hyundai pemerintah juga melakukan kerja sama dengan beberapa produsen kendaraan listrik seperti BMW, Toyota, dan Wuling sebagai penyedia mobil listrik yang digunakan sebagai kendaraan operasional dalam kegiatan internasional.

Setya berharap industri mobil listrik di Indonesia semakin berkembang dengan dibangunnya pabrik-pabrik mobil listrik baru sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja dan memanfaatkan bahan-bahan mineral yang berasal dari dalam negeri untuk membuat baterai sehingga bisa memberikan dampak pertumbuhan ekonomi bagi Indonesia.



Baca juga: Kemensetneg: Putusan MA tegaskan hak pengelolaan blok 15 GBK

Baca juga: Kemensetneg bentuk tim transisi pengelolaan kawasan Hotel Sultan

Baca juga: Istana gelar rangkaian acara peringatan kemerdekaan sepanjang Agustus