Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat mewaspadai penularan virus corona penyebab COVID-19 subvarian Omicron XBB.1.16 atau Arcturus karena virus itu 1,5 kali lebih mudah menular dibandingkan dengan subvarian Omicron XBB.1.5 atau Kraken.

"Kita harus tetap waspadai. Memang Arcturus itu penularannya 1,5 kali lebih cepat daripada Kraken," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu usai melepas Tim Pemantauan Kesehatan Posko Mudik Lebaran 2023 di Gedung Kemenkes RI Jakarta, Senin.

Maxi mengatakan bahwa menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun ini angka kasus COVID-19 meningkat hingga mencapai 900-an kasus per hari.

Di antara kasus penularan COVID-19 yang terdeteksi, menurut dia, ada temuan dua kasus yang disebabkan oleh infeksi Arcturus.

Namun, dua pasien yang terdeteksi terinfeksi Arcturus di Jakarta pada Maret 2023 telah dinyatakan sembuh.

"Trennya itu memang sudah ada Arcturus, sudah masuk. Sampai kemarin terdeteksi dua (kasus). Yang lain itu masih Kraken, jadi masih didominasi oleh varian yang lama," kata Maxi.

Dia mengatakan bahwa meskipun angka kasus harian COVID-19 meningkat dari rata-rata 200 kasus menjadi 900-an, tapi penularan penyakit tersebut dinilai masih terkendali.

"Kalau dilihat dari indikator WHO untuk (angka penularan di tingkat) komunitas masih jauh dari 20 per 100.000 penduduk," katanya.

Meskipun demikian, Maxi mengimbau masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan dan menjalani vaksinasi hingga dosis penguat untuk menghindari serangan virus tersebut.

"Masker diharapkan tetap dipakai kalau di tempat-tempat umum. Itu diimbau, apalagi di dalam gedung, di kendaraan, bus, pesawat, diharapkan itu pakai masker," katanya.

Dia juga menyarankan warga membawa cairan pencuci tangan selama melakukan perjalanan mudik.

Guna mengendalikan persebaran virus corona penyebab COVID-19 beserta varian-variannya, Kementerian Kesehatan melakukan surveilans di pintu-pintu masuk ke wilayah Indonesia serta pintu masuk ke daerah tujuan mudik Lebaran.

"Terutama melakukan testing, tracing (pelacakan), kalau ada yang positif, tetap dilakukan. Kemudian tentu kami memperkuat surveilans untuk genomic," kata Maxi.

Ia mengatakan bahwa saat ini sudah ada 49 laboratorium pemeriksaan genom untuk memastikan varian virus corona yang sedang menyebar.

"Tentu kami akan tingkatkan pengawasan. Kami harapkan semua kasus yang masuk rumah sakit kami ambil sampelnya, diperiksa yang positif," katanya.

Baca juga:
Kemenkes selidiki penyebab peningkatan kasus COVID-19
Kemenkes deteksi dua kasus penularan Arcturus di Indonesia