Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto Djojohadikusumo menginginkan daftar pemilih tetap (DPT) yang jelas pada Pemilu 2014, sehingga pelaksanaannya lebih baik dari Pemilu 2009.

"Di setiap demokrasi, kuncinya adalah pada daftar pemilih. Kalau orang itu tidak ada, jangan dibuat-buat namanya ada," kata mantan calon wakil presiden pada Pemilu 2009 itu di Jakarta, Selasa.

Dia menyebutkan tim teknologi informasi (IT) Partai Gerindra menemukan sebanyak 20 juta nama pemilih pada Pilpres 2009 adalah fiktif atau tidak nyata.

Bahkan, lanjutnya, tim IT Jusuf Kalla menemukan lebih banyak lagi daftar "hantu" pemilih pada Pemilu 2009.

"Kita harus terima bangsa ini sebagai lelucon kalau di daftar pemilih ada 20 persen nama `hantu`," kata Prabowo ketika memberikan kuliah umum di salah satu hotel bintang lima di Jakarta, Selasa.

Proses pemungutan suara yang dilakukan oleh rakyat merupakan hak kekuasaan masyarakat yang paling tinggi dalam menentukan pemimpin pilihan mereka.

Oleh karena itu, dia berharap dapat ikut melakukan perbaikan bagi bangsa Indonesia, melalui kegiatan berpolitik dan maju dalam bursa pencalonan presiden pada 2014.

"Kalau saya ingin ikut serta memperbaiki kehidupan rakyat, maka saya harus berpolitik. Dan implementasi politik itu terletak pada pemilihan umum," kata mantan komandan jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu.

Nama Prabowo Subianto digadang-gadang sebagai calon presiden dari Partai Gerindra, namun hingga saat ini dia mengatakan belum ingin mendeklarasikan pencalonannya menuju RI 1 tersebut.

"Deklarasi itu saya kira nanti saja, itu seremonial. Kalau memang rakyat mendukung dan berharap, maka kita harus siap maju," katanya usai memberikan kuliah umum.

Pada Pemilu 2009, Prabowo maju mendampingi Megawati Soekarnoputri sebagai calon wakil presiden. (F013/R010)