Yogyakarta (ANTARA News) - Jagang atau parit di depan Benteng Vredeburg kini dihidupkan kembali sebagai bagian dari upaya revitalisasi benteng peninggalan Belanda yang dibangun pada 1776-1778 itu.

"Parit di depan benteng memiliki panjang 100 meter atau masing-masing 50 meter di sisi selatan dan utara pintu masuk dengan kedalaman 1,5 meter," kata Kepala Dinas Kebudayaan DIY GBPH Yudaningrat di sela-sela peresmian jagang Benteng Vredeburg di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, jagang atau parit tersebut sudah diisi dengan air dan dilengkapi dengan air mancur sederhana. Total biaya yang digunakan untuk revitalisasi jagang Benteng Vredeburg mencapai Rp1,736 miliar.

Revitalisasi jagang Benteng Vredeburg merupakan amanah Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pelestarian Warisan Budaya dan Cagar Budaya serta Peraturan Gubernur DIY Nomor 75 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pembinaan Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya dan Benda Cagar Budaya.

Kepala Bidang Sejarah Purbakala dan Museum Dinas Kebudayaan DIY Nur Satwika mengatakan, seluruh proses revitalisasi diselesaikan pada 2013.

"Nantinya, akan ada atraksi pada jam-jam tertentu, 16.00-18.00 WIB di sekitar jagang Benteng Vredeburg, seperti atraksi kesenian, air mancur menari dan juga membuka jembatan penghubung pintu masuk benteng," katanya.

Kepala Seksi Purbakala Dinas Kebudayaan DIY Riharyani mengatakan, sebenarnya bangunan Benteng Vredeburg dikelilingi oleh jagang atau parit.

"Tetapi, proses revitalisasi hanya dilakukan sepanjang 100 meter karena sudah tidak memungkinkan untuk kembali membuat parit di sekeliling benteng," katanya.

Jagang yang direvitalisasi tersebut memiliki lebar 11 meter dengan kedalaman 1,5 meter dan diisi dengan air. Kedalaman parit tersebut tidak sesuai dengan kondisi awal yaitu sedalam tujuh meter.

"Revitalisasi ini untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kondisi benteng yang sebenarnya. Parit di sekeliling benteng dulu digunakan untuk pertahanan," katanya yang mengatakan seluruh proses revitalisasi memakan waktu 3,5 bulan.

Revitalisasi benteng tersebut juga ditujukan untuk mengembangkan kawasan wisata Titik Nol Kilometer supaya ada diversifikasi atraksi wisata sehingga bisa menambah daya tarik pengunjung ke museum.
(E013)