Jakarta (ANTARA) - ​​​Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Arsyad Hidayat mengatakan sejumlah pelayanan penyelenggaraan haji Indonesia 1444 H/2023 telah siap.

"Alhamdulillah beberapa kontrak layanan sudah siap. Prosentasenya (kesiapan layanan penyelenggaraan ibadah haji, red.) saya kira di atas 90 persen lah Insyaallah," kata Arsyad pada gladi posko pelayanan Petugas Penyenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, di Daerah Kerja Madinah, Asrama Haji di Asrama Haji, Jakarta, Sabtu.

Ia menjelaskan sejumlah kontrak yang belum selesai di antaranya terkait harga dan Indonesia memiliki nilai tawar tinggi selain karena sebagai pengirim jamaah haji terbanyak, manajemen hotel di Arab Saudi juga senang dengan jamaah haji dari Indonesia.

"Pengakuan para manajemen hotel, jamaah haji Indonesia tidak banyak menuntut, tidak membuat onar, dan tidak membuat masalah ketika layanan tidak seusai harapan. Ada dari negara lain, memasukkan jeruk ke toilet karena kecewa dengan layanan hotelnya," katanya.


Baca juga: Menag: Petugas haji tak boleh berurusan hukum di Arab Saudi

Baca juga: Kemenag: Persiapan layanan haji di Arab Saudi sudah capai 80 persen

Saat terjadi masalah atau kendala, jamaah Indonesia lebih memilih mengadukannya ke petugas, kemudian disampaikan ke kepala sektor PPIH Arab Saudi. Selanjutnya, pihak hotel diminta memperbaiki dan menjadi bahan evaluasi.

Indonesia juga menerapkan skema pembayaran 50-30-20. Sebanyak 50 persen biaya hotel dibayarkan di muka, kemudian 30 persen ketika para jemaah sudah menempati kamar dan 20 persen dibayarkan setelah jamaah keluar dari hotel.

"Harus kami siapkan, ketika hotel wanprestasi belum bayar 20 persen, kita potong, (bayar) 17 persen, 18 persen, sesuai dengan tingkat kesalahannya. Untuk harga kamar hotel, pemerintah tetap berpatokan pada anggaran yang disepakati dengan DPR," katanya.

Tahun ini, jumlah jamaah haji Indonesia sebanyak 221 ribu jamaah haji dan sebanyak 203.320 di antaranya haji reguler yang akan mendapat pelayanan akomodasi, katering, dan transportasi dari pemerintah.

Jamaah haji gelombang pertama akan diberangkatkan pada 24 Mei 2023 dan untuk memastikan kesiapan layanan baik itu hotel, konsumsi, dan transportasi, tim advance bakal diberangkatkan lebih dahulu.

"Sekarang Arab Saudi tidak ingin berspekulasi jika ada jamaah haji yang bermasalah karena pelayanan belum siap. Mereka ingin begitu jamaah sampai hotelnya sudah ada. Jadi tidak usah menunggu lama di luar," kata Arsyad.


Baca juga: Kemenag: Saudi terbitkan visa transit, namun tak bisa untuk haji

Baca juga: Aplikasi Haji Pintar raih penghargaan dari Arab Saudi