Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Marzuki Alie, mengatakan bahwa pilihan sebagai partai oposisi adalah pilihan terakhir bagi Partai Demokrat.

Dalam berpolitik, kata Marzuki, ada yang menang, ada kalah. Kalau menang. Ada saatnya berkuasa, dan ada saatnya dibawah. Pidato Ketua Dewan Pembina PD, Susilo Bambang Yudhoyono adalah untuk memberi motivasi kepada kader PD agar terus berjuang dan bekerja untuk rakyat.

"Kita harus siap mental. Jangan mentang-mentang berkuasa, tak ingat yang dibawah. Kalau kalah lalu sakit jiwa, stroke, lalu mati. Jadi kita kan pikir menjadi posisi adalah yang paling buruk, tapi SBY bilang kita berjuang, kerja keras," kata Marzuki di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin.

Ia juga mengatakan, semua pihak harus sadar dan mengoreksi diri agar posisi PD sebagai partai oposisi terhindari.

"Mari kita koreksi diri. Yang berbuat salah, mari bertobat. Nanti akan kita buat istigozah nasional," kata Ketua DPR RI itu.

Apakah karena Partai Demokrat tak lagi menggunakan birokrasi untuk memenangkan PD? Marzuki mengatakan, dirinya tak setuju bila birokrasi digunakan untuk kepentingan partai.

"Itu kan alternatif terburukn. Kita berjuang. Jangan gunakan kekuasaan untuk memenangkan Pemilu. Saya gak suka itu. Kita bekerja keras, jujur dan adil dan pemilihan tidak cacat," kata dia.

Terkait pidato SBY tentang logistik pemilu, PD diharapkan mencari dana yang halal dan tidak bertentangan dengan UU, bukan berarti selama ini, PD menggunakan dana tak halal.

"Jangan kita cari dana dengan alasan untuk partai tapi malah menggendutkan diri sendiri. Satu-satunya partai yang berkuasa, yang tak punya kantor adalah PD, itu aja indikasinya. Jadi ada oknum-oknum yang mengatasnamakan partai untuk mencari keuntungan pribadi," kata Marzuki.

(Zul)