Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan selain terkenal tangguh, Asia Tenggara juga merupakan kawasan dengan pertumbuhan ekonomi digital sangat pesat.

Hal tersebut disampaikan saat menghadiri acara yang diselenggarakan Bank Dunia, yakni Unlocking the Full Potential Of Digital Transformation In Southeast Asia: Role Of Public And Private Sector, di sela rangkaian agenda kerja Menkeu di Washington D.C., Amerika Serikat.

"Maraknya bisnis e-commerce yang memudahkan kita untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari turut menopang berkembangnya ekonomi digital di Asia Tenggara," tulis Sri Mulyani dalam akun instagram resminya @smindrawati, dikutip di Jakarta, Jumat.

Pada akhir tahun 2022 lalu, ia menyebutkan ekonomi digital Asia Tenggara bahkan mencapai nilai penjualan atau Gross Merchandise Value (GMV) sebesar 200 miliar dolar AS, tiga tahun lebih cepat dari proyeksi awal.

Ekonomi digital juga berkontribusi menciptakan 160 ribu pekerjaan langsung dan 30 juta pekerjaan tidak langsung, serta menyumbang 5-10 persen produk domestik bruto (PDB) kawasan Asia Tenggara pada tahun 2022.

Sama halnya di Indonesia, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga menjadi aktor penting dalam perekonomian kawasan Asia Tenggara.

Bendahara Negara ini mengungkapkan berkembangnya ekonomi digital, khususnya dalam sektor keuangan, turut membuka jalan bagi para pelaku UMKM, perempuan pelaku usaha, serta masyarakat miskin dan terpinggirkan untuk mendapatkan akses terhadap produk keuangan formal.

Maka dari itu, Indonesia selaku pemangku Keketuaan ASEAN tahun ini berkomitmen untuk terus memperkuat inklusi keuangan ASEAN, khususnya pada sektor keuangan digital.

"Kami tetap optimis membangun ASEAN menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia," ujarnya.


Baca juga: Menlu Retno: Pemuda dan ekonomi digital pondasi pertumbuhan ASEAN
Baca juga: Riset: Daya saing digital di daerah tunjukkan tren positif
Baca juga: Airlangga: Indonesia masih berpotensi mengembangkan ekonomi digital