Soekarwo, Sirmadji, Gus Ipul hadiri pelantikan ISNU
17 Desember 2012 00:14 WIB
Mendikbud Mohammad Nuh (2 kanan) tampak berbicara dengan Gubernur Jatim Soekarwo dengan didampingi Ketua Umum PP Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur Moesa (2 kiri) dan Ketua Umum PW ISNU Jatim Abdullah Azwar Anas (kiri) saat menghadiri pelantikan dan musyawarah kerja ISNU Jatim di Surabaya, Minggu (16/12). (FOTO ANTARA/Edy M Ya'kub)
Surabaya (ANTARA News) - Gubernur Jawa Timur Dr H Soekarwo, Ketua DPD PDIP Jatim H Sirmadji, Wagub Jatim H Saifullah Yusuf, Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Alallah, dan tokoh lainnya menghadiri pelantikan dan musyawarah kerja PW Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jatim di Surabaya, Minggu.
Dalam acara yang juga dihadiri Mendikbud Mohammad Nuh itu, Soekarwo, Sirmadji, dan Gus Ipul terlihat duduk dalam satu meja bersama Ketua Umum PP ISNU Dr Ali Masykur Moesa dan Ketua Umum PW ISNU Jatim H Abdullah Azwar Anas.
Namun, Mendikbud pulang lebih dulu, karena ada kunjungan kerja ke Mataram, lalu selang beberapa lama kemudian datang Gus Ipul yang datang dari acara sunatan anak dari rekan dekatnya H Halim Iskandar.
Di hadapan acara yang juga dihadiri pengurus ISNU se-Jatim itu, Mendikbud Mohammad Nuh yang juga Wakil Ketua Dewan Ahli PP ISNU itu meminta ISNU untuk tidak terjebak politik aliran, karena fungsi dari intelektual (sarjana) adalah pencerah, penggerak, dan pemungkin.
"Pencerah itu ibarat cahaya dan cahaya paling cerah adalah putih. Putih itu kumpulan dari warna-warni. ISNU sebagai pencerah harus menaikkan bendera `rahmatan lil alamin` yang sifatnya kasih sayang, pengayom, penghormatan harkat, dan sebagainya," katanya.
Peringatan Mendikbud itu dipatuhi Gubernur Soekarwo yang banyak bercerita tentang sukses perekonomian di Jatim pada tahun 2012 dan proyeksi pada tahun 2013.
"Ekspor kita memang turun, tapi perdagangan kita naik. Yang menarik, naiknya sektor perdagangan itu disumbang 81 persen oleh investasi dalam negeri dan hanya 19 persen kontribusi asing," kata Soekarwo.
Oleh karena itu, ia mengajak kader-kader ISNU untuk mewarnai dunia perdagangan di Jatim, sebab naiknya sektor perdagangan yang mayoritas UMKM itu akibat iklim perekonomian yang minim pungutan liar. "Itu sangat ditentukan spiritualitas dan ISNU sangat berperan untuk itu," katanya.
Sambutan Ali Masykur Moesa justru "nyerempet" politik. "NU juga merupakan ormas yang terdepan dalam menerima Pancasila sebagai satu-satunya azas untuk mempertahankan keutuhan NKRI," katanya.
Bahkan, katanya, jasa-jasa NU yang sudah teruji itu selayaknya memosisikan kader NU untuk memimpin Indonesia (Pilpres), memimpin Jatim (Pilgub). "Komitmen NU terhadap NKRI sudah terbukti, karena itu saatnya NU memimpin Indonesia, saatnya NU memimpin Jatim," katanya.
Dalam pelantikan itu juga dianugerahkan "Santri Award 2012" yang diserahkan kepada tiga dari 42 santri yang dianggap sukses yakni Aa` Abdullah Al Kudus (santri sukses dalam bidang lingkungan).
Selain itu, Suyadi (santri sukses dalam enterpreneurship/Presdir PT Perkasa, perusahaan perkapalan), dan Koperasi PP Sidogiri (kategori sukses dalam pemberdayaan pesantren). (E011/I007)
Dalam acara yang juga dihadiri Mendikbud Mohammad Nuh itu, Soekarwo, Sirmadji, dan Gus Ipul terlihat duduk dalam satu meja bersama Ketua Umum PP ISNU Dr Ali Masykur Moesa dan Ketua Umum PW ISNU Jatim H Abdullah Azwar Anas.
Namun, Mendikbud pulang lebih dulu, karena ada kunjungan kerja ke Mataram, lalu selang beberapa lama kemudian datang Gus Ipul yang datang dari acara sunatan anak dari rekan dekatnya H Halim Iskandar.
Di hadapan acara yang juga dihadiri pengurus ISNU se-Jatim itu, Mendikbud Mohammad Nuh yang juga Wakil Ketua Dewan Ahli PP ISNU itu meminta ISNU untuk tidak terjebak politik aliran, karena fungsi dari intelektual (sarjana) adalah pencerah, penggerak, dan pemungkin.
"Pencerah itu ibarat cahaya dan cahaya paling cerah adalah putih. Putih itu kumpulan dari warna-warni. ISNU sebagai pencerah harus menaikkan bendera `rahmatan lil alamin` yang sifatnya kasih sayang, pengayom, penghormatan harkat, dan sebagainya," katanya.
Peringatan Mendikbud itu dipatuhi Gubernur Soekarwo yang banyak bercerita tentang sukses perekonomian di Jatim pada tahun 2012 dan proyeksi pada tahun 2013.
"Ekspor kita memang turun, tapi perdagangan kita naik. Yang menarik, naiknya sektor perdagangan itu disumbang 81 persen oleh investasi dalam negeri dan hanya 19 persen kontribusi asing," kata Soekarwo.
Oleh karena itu, ia mengajak kader-kader ISNU untuk mewarnai dunia perdagangan di Jatim, sebab naiknya sektor perdagangan yang mayoritas UMKM itu akibat iklim perekonomian yang minim pungutan liar. "Itu sangat ditentukan spiritualitas dan ISNU sangat berperan untuk itu," katanya.
Sambutan Ali Masykur Moesa justru "nyerempet" politik. "NU juga merupakan ormas yang terdepan dalam menerima Pancasila sebagai satu-satunya azas untuk mempertahankan keutuhan NKRI," katanya.
Bahkan, katanya, jasa-jasa NU yang sudah teruji itu selayaknya memosisikan kader NU untuk memimpin Indonesia (Pilpres), memimpin Jatim (Pilgub). "Komitmen NU terhadap NKRI sudah terbukti, karena itu saatnya NU memimpin Indonesia, saatnya NU memimpin Jatim," katanya.
Dalam pelantikan itu juga dianugerahkan "Santri Award 2012" yang diserahkan kepada tiga dari 42 santri yang dianggap sukses yakni Aa` Abdullah Al Kudus (santri sukses dalam bidang lingkungan).
Selain itu, Suyadi (santri sukses dalam enterpreneurship/Presdir PT Perkasa, perusahaan perkapalan), dan Koperasi PP Sidogiri (kategori sukses dalam pemberdayaan pesantren). (E011/I007)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012
Tags: