Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Investasi (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mengingatkan pengusaha terutama di sektor makanan dan minuman untuk menjaga ketersediaan produk jelang Lebaran.

“Sektor makanan minuman permintaannya akan cenderung naik. Untuk itu dunia usaha yang bergerak pada sektor ini perlu menjamin ketersediaan produk dengan melakukan pendistribusian ke seluruh wilayah secara merata," kata Arsjad dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Arsjad melihat beberapa harga bahan pokok masih relatif stabil menjelang lebaran.

Pada Maret 2023, inflasi bahan makanan mengalami penurunan menjadi 5,72 persen dari yang sebelumnya 7,39 persen pada Februari 2023.

Menurutnya, kestabilan harga tersebut merupakan keberhasilan pemerintah mengatasi inflasi kebutuhan pokok yang biasanya terjadi menjelang Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri.

"Kami sangat mengapresiasi langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dalam menangani inflasi kebutuhan pokok menjelang lebaran," ucapnya.

Harga bahan pangan yang relatif stabil ini, diharapkannya dapat terus berlanjut hingga menjelang Lebaran 2023.

Oleh karena itu, sektor usaha terutama makanan dan minuman turut menjaga kestabilan pangan dengan mengantisipasi kenaikan permintaan.

Lebih lanjut, Arsjad yang juga Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) mengaitkan upaya pemerintah dalam menangani inflasi dan ketersediaan kebutuhan pokok dengan konsep ketahanan pangan yang sedang digaungkan oleh ASEAN-BAC.

Melalui Ketua ASEAN-BAC tahun ini, Indonesia ingin memperkuat kerja sama antar negara ASEAN dalam hal peningkatan produktivitas berbagai bahan alternatif pangan seperti sorgum, padi, jagung, kedelai, dan komoditas lainnya untuk memastikan ketersediaan pangan.

Menurut Arsjad ketahanan pangan dianggap tidak aman ketika pasokan pangan tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan masyarakat.

Kondisi tersebut dapat mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi dan inflasi yang tinggi.

“ASEAN-BAC mendukung ASEAN Integrated Food Security Framework (AIFS) yang lebih diperkuat melalui dorongan strategis 2021-2025 untuk mempromosikan pasar makanan yang kondusif dan perdagangan dengan fokus yang lebih besar pada UMKM dan teknologi pertanian,” tuturnya.

ASEAN-BAC Food Security Policy Manager Arif Rachmat yang juga Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pertanian menyampaikan bahwa ASEAN-BAC membawa program Inclusive Closed- Loop Model untuk produk pertanian.

Di Indonesia, program ini telah diimplementasikan di beberapa tempat dan komoditas. Contohnya di Garut, petani hortikultura di satu koperasi mampu mencapai total produktivitas panen hortikultura sebesar 35,9 ribu kilogram per hektar, meningkat 12-15 persen.

“Model ini ingin akan kita integrasikan di seluruh ASEAN," ucapnya.

Negara seperti Filipina telah menerapkan model yang sama untuk mentransformasi pertanian pada komoditas pertanian primer seperti padi, kelapa, tembakau, kopi, kakao, tebu, dan lainnya dalam program Kapatid Angat Lahat Agri Program (KALAP).

"Bayangkan jika seluruh ASEAN mampu mengadopsi model pertanian seperti ini,” kata Arif.