Jakarta (ANTARA) - Direktur Training & Campaign Indonesia Road Safety Partnership (IRSP) Eko Reksodipuro mengatakan pengemudi harus memperbaiki posisi mengemudinya agar tidak mudah lelah saat mudik. "Perbaiki posisi mengemudi. Kelelahan dalam mengemudi salah satunya diakibatkan oleh posisi mengemudi yang kurang baik," kata Eko dalam diskusi mengenai persiapan mudik yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.

Eko mengatakan posisi mengemudi yang baik adalah dengan menegakkan sandaran dan tidak merebahkan sandaran, serta tidak menggantungkan badan dengan badan tegak tetapi sandaran kursi tetap merebah (recline).

"Posisi tangan seperti arah jam sembilan dan jam tiga, pegang kemudi dengan relaks dan lutut dibuka sebelah kanan ke pintu dan kiri ke box console," jelasnya.

Selain itu pandangan pengemudi harus selalu berpindah dengan mengetahui keadaan sekitar baik depan, belakang, kiri, dan kanan kendaraan dengan sesekali melihat kaca spion kanan, kiri, dan tengah agar tidak bosan dan lelah.

Pandangan pengemudi juga harus agak naik supaya dapat melihat jarak kurang lebih 500 meter di depan agar bisa memperkirakan situasi mendadak, tambah dia.

Dia juga mengatakan untuk selalu menjaga jarak 100 meter ke depan atau empat detik dengan selalu mewaspadai kemungkinan seperti kendaraan di depan rem mendadak, belok mendadak, hingga orang atau hewan menyeberang jalan.

"Bahkan seandainya ada kucing menyeberang jangan menghindar, injak rem tapi tetap lurus, kalau seandainya tidak sempat ya terpaksa ditabrak," imbuhnya.

Dia mengatakan ban mobil tidak bisa menerima dua perintah sekaligus, jika hendak mengerem maka jangan sambil berbelok, begitu pula sebaliknya. Disamping itu, mengerem sambil berbelok dapat berisiko mobil terguling.

Selain itu, penggunaan sabuk pengaman wajib bagi seluruh penumpang, tidak hanya yang di baris depan. Pemeliharaan mesin dan roda mobil juga harus dilakukan sebelum mudik dengan membawa ke bengkel agar perjalanan mudik semakin lancar, tambah dia.

Eko menyarankan untuk beristirahat selama 15 menit dan melakukan peregangan setelah tiga jam berkendara untuk mengembalikan fokus dan tenaga.

"Setiap orang berbeda-beda dalam menentukan waktu istirahat, yang penting jangan memaksakan diri. Kalau mengantuk, tidur," tegasnya.

Eko berpesan agar para pengemudi harus sadar diri bahwa caranya mengemudi dilihat oleh pengemudi lain, maka pastikan diri sendiri terlihat baik kemudian baru orang lain karena keselamatan adalah milik bersama.

"Semua orang ingin sampai dengan selamat, maka jangan egois di jalan, jangan emosi, karena keselamatan adalah kebiasaan bukan tindakan," imbuhnya.

Baca juga: Jasa Marga imbau pemudik dengan mobil listrik siapkan perencanaan
Baca juga: PUPR siapkan SPKLU di 14 rest area tol bagi pemudik mobil listrik