Jakarta (ANTARA) - Direktur Center for Energy Policy M Kholid Syeirazi mengapresiasi kinerja PT Pertamina Hulu Energi (PHE), yang produksinya melampaui target.

Hal itu dikatakannya terkait laporan yang menyebutkan pada pertengahan triwulan pertama 2023, PHE memproduksi minyak dan gas bumi dari Januari hingga Februari 2023 melampaui target yaitu 576 MBOPD untuk minyak dan 2.785 MMSCFD untuk gas.

Pencapaian ini menunjukkan peningkatan produksi dua persen untuk minyak dan enam persen untuk gas.

"Tentunya, setiap prestasi harus diberikan apresiasi. Tapi, kita tak boleh cepat puas dengan hasil yang dicapai," kata Kholid dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, keberhasilan tersebut merupakan hasil dari kinerja operasional yaitu selesainya 118 pengeboran sumur pengembangan, serta 103 kegiatan work over dan 4.839 well services.

Selain itu, pada awal 2023, juga telah diselesaikan pengeboran dua sumur eksplorasi.

Sementara itu, cucu usaha PHE, Maurel & Prom SA (M&P) dalam laporannya, menyebutkan kinerja keuangan perusahaan tercatat EBITDA 443 juta dolar AS dan laba bersih sebesar 211 juta dolar AS.

Masing-masing naik 58 persen dan 55 persen dibandingkan tahun 2021 yaitu 280 juta dolar AS dan 136 juta dolar AS. Selain itu, M&P juga mempertahankan produksi pada angka 25.584 BOEPD.

M&P merupakan perusahaan publik yang terdaftar di bursa Euronext Paris dengan saham mayoritas sebesar 71,09 persen dimiliki PIEP.

M&P diakuisisi Pertamina Group pada 2017 dengan wilayah operasi yang tersebar di Afrika dan Amerika Latin terdiri atas aset produksi dan eksplorasi.

Menurut Kholid, sejak masa pandemi COVID-19, prestasi Pertamina Group, termasuk Subholding Pertamina Hulu Energi memang cukup stabil. Hal itu terlihat dari kinerja keuangan, termasuk laba dan juga dari sisi produksi.

"Padahal, pada periode yang sama perusahaan migas asing seperti Petronas dan Shell mengalami tekanan," lanjutnya.

Dengan pencapaian tersebut, lanjutnya, PHE akan bisa memberikan kontribusi terhadap ketahanan energi nasional.

Karena pada prinsipnya ketahanan energi nasional harus memenuhi lima pilar, yakni availability (ketersediaan), affordability (keterjangkauan), accessability (kemudahan), acceptability (masyarakat & lingkungan), dan sustainability (keberlanjutan).

"Dalam prinsip ini, PHE sudah memenuhi sejumlah pilar ketahanan energi di antaranya ketersediaan, dan keberlanjutan," ujarnya.

Menurut Kholid, produksi Pertamina telah menyumbang 54 persen dari kebutuhan nasional.

Pencapaian PHE yang mengalami peningkatan produksi, tambahnya, juga akan menambah angka produksi energi, sehingga kontribusi NOC semakin besar.

Baca juga: PHE catat produksi minyak 575 ribu barel perhari hingga Maret 2023
Baca juga: PHE genjot eksplorasi hulu migas jaga ketahanan energi nasional
Baca juga: PHE lampaui target produksi migas berkat tiga strategi inisiatif