Jakarta, Indonesia, (ANTARA/PRNewswire)- Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara Anggota ASEAN menegaskan komitmen bersama untuk menjaga stabilitas finansial dan meningkatkan integrasi finansial. Komitmen ini digagas di tengah prospek ekonomi yang tidak menentu dan dapat berdampak pada momentum pertumbuhan ekonomi di ASEAN. Hal ini menjadi kesimpulan pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara Anggota ASEAN (ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting/AFMGM) yang digelar Kementerian Keuangan Indonesia dan Bank Indonesia pada 31 Maret 2023 di Nusa Dua, Bali. Sebanyak 13 pertemuan tingkat tinggi turut berlangsung dengan melibatkan Gubernur Bank Sentral, Menteri Keuangan, dan Wakil Menteri Keuangan.


"ASEAN harus menjadi wilayah dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, inklusif, dan berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi telah dan akan selalu menjadi kisah ASEAN. Agar hal ini terus berlanjut, kita harus memperkuat kapasitas ASEAN dalam merespons tantangan yang sebelumnya telah muncul, dan lebih penting lagi, tantangan saat ini dan mendatang, serta tantangan berikutnya pada periode 20 tahun ke depan. ASEAN tetap menjadi wilayah berprospek cerah dalam perekonomian global, dan ASEAN menawarkan prospek yang semakin menjanjikan dibandingkan prospek global yang terlihat suram," ujar Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati. Secara kolektif, ASEAN mencatat pertumbuhan ekonomi dan stabilitas makroekonomi yang baik. Perekonomian ASEAN-5 bahkan meningkat sebesar 5,3% tahun lalu, dan secara kolektif, proyeksi pertumbuhannya mencapai 4,6% tahun ini, lalu meningkat 5,6% pada 2024.




Pertemuan ini dihadiri Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari sembilan negara ASEAN (Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Republik Demokratik Rakyat Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam), serta perwakilan enam organisasi internasional (Bank Pembangunan Asia, ASEAN+3 Macroeconomic Research Office, Dana Moneter Internasional, Financial Stability Board, Bank for International Settlement, Bank Dunia).




Di AFMGM, para anggota menyambut tema Keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023, "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth" (Peran Penting ASEAN: Episentrum Pertumbuhan). Tema ini memiliki tiga pilar strategis: (i) pemulihan dan rekonstruksi, (ii) ekonomi digital, dan (iii) keberlanjutan. Negara anggota ASEAN juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dan kerja sama yang baik guna mengatasi risiko berkepanjangan yang dapat mengancam ekonomi regional, serta menyambut Target Ekonomi Prioritas (Priority Economic Deliverables/PED) 2023 yang digagas Indonesia, termasuk kesiapan pandemi, pembiayaan infrastruktur, perpajakan internasional, kerja sama kepabeanan, inklusi keuangan digital bagi UMKM, serta sektor keuangan yang berkelanjutan.




Hasil AFMGM Pertama akan dilaporkan di KTT ASEAN Ke-42 pada Mei 2023 di Labuan Bajo. AFMGM Kedua juga akan digelar pada Agustus 2023 di Jakarta.