Mataram (ANTARA News) - Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi meminta pemerintah daerah memperhatikan kebutuhan rumah sakit jiwa di wilayahnya.

"Ini milik daerah jadi tentu inisiatif dan planning (perencanaan) dari daerah, kami akan memberi bantuan teknis dan ide-ide pengembangan seperti bantuan dana dan tenaga," kata Nafsiah setelah meninjau Rumah Sakit Jiwa Mataram di Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu.

Dia juga mengatakan bahwa peningkatan status rumah sakit jiwa sangat tergantung pada kondisi fisik, mutu pelayanan, dan kualitas sumber daya manusia pengelolanya.

Menurut Direktur Rumah Sakit Jiwa Mataram, Elly Rosila W, jumlah pasien gangguan jiwa di rumah sakit yang dia pimpin cenderung bertambah dalam enam tahun terakhir.

Pasien Rumah Sakit Jiwa Mataram, yang berkapasitas 100 tempat tidur untuk pasien rawat inap, berkisar antara 85 sampai 90 orang setiap hari. Kadang jumlah pasien rawat inap melebihi daya tampung rumah sakit.

"Bahkan kami sering menggunakan ruang gawat darurat untuk ruang inap karena jumlahnya telah melebihi kapasitas tampung," katanya.

Menurut dia, kebanyakan pasien Rumah Sakit Jiwa Mataram mengalami gangguan skizofrenia, depresi, kecemasan dan phobia.

"Yang dominan karena faktor ekonomi, ada juga karena terlalu lama menganggur dan tak kunjung mendapat pekerjaan, akibat PHK dan penyebab ekonomi lainnya," kata Elly.

(A058)