Balikpapan (ANTARA) - Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Isran Noor meyakinkan kepada Senator dan Delegasi Amerika Serikat bahwa pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) menerapkan konsep ramah lingkungan dan tidak akan merusak kawasan hutan.

"Jangan khawatir, pembangunan ibu kota tidak akan merusak lingkungan, saya jaminannya. Jika nantinya merusak lingkungan, akan saya stop pembangunannya,” kata Isran Noor dalam keterangannya di Balikpapan Kamis.

Saat itu, Isran Noor sedang menjamu delegasi dari Amerika Serikat dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Balikpapan.

Kedatangan Delegasi Amerika Serikat ke Kalimantan Timur dipimpin oleh Senator Jeff Merkley (Oregon) didampingi Senator Chris Van Hollen (Maryland) dan perwakilan dari beberapa negara bagian di Amerika Serikat dalam rangkaian kunjungan ke Borneo Orangutan Survival (BOS) di Samboja, Kutai Kartanegara.

Baca juga: Pembangunan tempat pengolahan sampah mewujudkan IKN ramah lingkungan

Selain itu, delegasi tersebut akan meninjau lokasi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN, seperti di titik nol IKN dan persemaian Mentawir di Sepaku, Penajam Paser Utara.

“Kami suka, kami senang, kami bahagia atas kedatangan para senator dari Amerika Serikat ke Kalimantan Timur, termasuk ke tempat pelestarian orang utan yang dikelola oleh BOS, serta persemaian Mentawir dan titik nol IKN di Sepaku. Silahkan nikmati kunjungannya dan pasti akan senang melihat kondisi perjalanan ke BOS sampai ke IKN,” kata Gubernur Isran Noor.

Mengenai kepindahan ibu kota negara, jelas Gubernur Isran, adalah keputusan pemerintah pusat yang sangat penting bagi kepentingan bangsa Indonesia untuk jangka waktu yang lama.

Menurut Isran, Pemerintah Pusat juga telah berkomitmen bahwa pembangunan IKN yang baru tidak akan merusak lingkungan. Karena, areal yang digunakan adalah lahan hutan produksi, bukan hutan alam.

“Kota yang akan dibangun berada di tengah-tengah hutan produksi, dan sudah disiapkan persemaian untuk mengembalikan populasi tanaman endemik di Kalimantan, bahkan seluruh Indonesia di kawasan IKN,” tuturnya.

Isran menegaskan komitmen Kaltim untuk menjaga kelestarian lingkungan telah dibuktikan dengan prestasi yang dicapai Kaltim sebagai satu-satunya provinsi di Indonesia yang berhasil dalam penurunan emisi buang.

"Kita sudah mendapatkan nilai sebesar 30 juta CO2 equivalent dan mendapatkan kompensasi dari World Bank sebesar USD 110 juta, dengan rincian USD5 per ton. Kami akan terus menurunkan sampai 40 juta CO2 equivalent. Amerika Serikat juga berjanji akan memberikan kompensasi kepada Kaltim atas upaya Kaltim menjaga kelestarian hutan dan lingkungan. Kami tunggu itu," tutup Gubernur Isran.

Baca juga: Moeldoko: Konsep IKN ramah lingkungan demi generasi muda RI

Baca juga: Australia tawarkan tenaga ahli bangun IKN jadi kota ramah lingkungan


Senator Jeff Merkley mengatakan pencapaian di Indonesia telah didengar di seluruh dunia. Salah satunya adalah Indonesia menjadi tuan rumah G20 di Bali dan berhasil melaksanakannya dengan baik.

Diperkuat dengan Indonesia menjadi Ketua ASEAN. Pembangunan IKN yang mengusung tema forest city di Kaltim membuat negara-negara luar sangat terkesan.

"Seperti yang dikatakan gubernur bahwa menjamin pembangunan IKN tidak merusak hutan dan lingkungan hidup sekitar. Ini patut di apresiasi. Namun, tujuan memang mudah ditargetkan, tapi jalan untuk menuju ke sana akan sangat berliku. Sangat bagus IKN dibuat dengan perspektif hutan dan lingkungan. Sulit untuk dicapai, tapi kita harus berusaha untuk mencapainya. Mari kita bekerja bersama dengan dukungan dari semua pihak," kata Jeff.