Remaja Masjid Cut Meutia ajak pemuda hidupkan Masjid lewat musik Jazz
13 April 2023 14:44 WIB
Ketua Remaja Islam Masjid Cut Meutia (RICMA) Muhammad Husein pada acara Ramadhan Jazz Festival ke-12 yang diselenggarakan di pelataran Masjid Cut Meutia, Kebon Sirih, Jakarta Pusat pada 7-8 April 2023 (ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi Muhammad Husein)
Jakarta (ANTARA) - Remaja Islam Masjid Cut Meutia (RICMA), Jakarta Pusat mengajak generasi muda untuk menghidupkan masjid lewat musik Jazz dan program-program positif yang berdampak bagi masyarakat.
“Jadi kita kumpul bareng teman-teman sekaligus berperan aktif dalam pembangunan di Indonesia, dengan membuat program-program di bidang seni, budaya, dan sosial agar masjid itu bisa hidup,” kata Ketua Umum RICMA Muhammad Husein saat ditemui di Masjid Cut Meutia di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan Ramadhan Jazz sudah ada sejak 12 tahun lalu, bertujuan agar anak muda betah ‘nongkrong’ di masjid. Tahun ini kegiatan tersebut berlangsung pada 7-8 April.
Husein mengatakan, Ramadhan Jazz menghadirkan konsep konser di pelataran masjid yang berbeda, karena menggunakan sistem donasi bukan dengan pembelian tiket. Di tahun 2023 ini, terhitung ada 5.000 penonton konser yang sudah membeli paket donasi yang ditujukan untuk membantu Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Masjid Cut Meutia juga telah terdaftar dalam e-booklet Mudik Jelajah Masjid Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sebagai masjid yang aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan yang melibatkan kaum muda lewat RICMA, salah satunya dengan musik Jazz sebagai sarana dakwah kekinian.
“Awalnya banyak yang kontra dengan Ramadhan Jazz, tetapi lama-kelamaan, banyak juga yang ingin mengikuti gerakan kita ini, jadi memang saya selalu menekankan kepada seluruh pengurus dan anggota RICMA, juga kepada relawan Ramadhan Jazz, bagaimana agar Masjid Cut Meutia bisa jadi tempat bermanfaat yang punya gerakan-gerakan positif dan selalu melibatkan anak-anak muda,” kata Husein.
Husein juga mengatakan, RICMA tidak pernah membatasi dan mengotak-ngotakkan anak muda mana yang bisa bergabung secara aktif untuk menghidupkan Masjid Cut Meutia, siapapun dan dari latar belakang apapun boleh bergabung, bahkan tahun ini, ada sekitar lima sampai enam relawan non-muslim yang ikut membantu dakwah selama Ramadhan Festival.
Husein juga berpesan kepada anak muda agar jangan terus-menerus protes kepada pemerintah, karena pemerintah sudah memiliki perangkat yang jelas dan tersistem, tetapi karena sistem itu dijalankan manusia tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.
“Anak muda nggak bisa menyalahkan pemerintah dan terus-menerus mempertanyakan pemerintah bisa apa, karena seharusnya pertanyaan itu dibalik, anak mudanya yang sudah melakukan apa? Kita sebagai anak muda sudah bisa memberi apa untuk negara ini?" kata Husein.
Dia mengatakan pemerintah tentu memiliki kekurangan dalam menjalankan sistem, dan yang bisa dilakukan anak muda adalah membantu kekurangan itu dengan kegiatan yang positif. Begitu juga dengan kelebihan yang sudah dilakukan pemerintah.
Baca juga: Disbudpar Aceh gelar Ramadhan Festival di Masjid Raya Baiturrahman
Baca juga: Pemkot Jaksel sosialisasi Kota Sadar Zakat di Festival Ramadhan
“Jadi kita kumpul bareng teman-teman sekaligus berperan aktif dalam pembangunan di Indonesia, dengan membuat program-program di bidang seni, budaya, dan sosial agar masjid itu bisa hidup,” kata Ketua Umum RICMA Muhammad Husein saat ditemui di Masjid Cut Meutia di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan Ramadhan Jazz sudah ada sejak 12 tahun lalu, bertujuan agar anak muda betah ‘nongkrong’ di masjid. Tahun ini kegiatan tersebut berlangsung pada 7-8 April.
Husein mengatakan, Ramadhan Jazz menghadirkan konsep konser di pelataran masjid yang berbeda, karena menggunakan sistem donasi bukan dengan pembelian tiket. Di tahun 2023 ini, terhitung ada 5.000 penonton konser yang sudah membeli paket donasi yang ditujukan untuk membantu Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Masjid Cut Meutia juga telah terdaftar dalam e-booklet Mudik Jelajah Masjid Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sebagai masjid yang aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan yang melibatkan kaum muda lewat RICMA, salah satunya dengan musik Jazz sebagai sarana dakwah kekinian.
“Awalnya banyak yang kontra dengan Ramadhan Jazz, tetapi lama-kelamaan, banyak juga yang ingin mengikuti gerakan kita ini, jadi memang saya selalu menekankan kepada seluruh pengurus dan anggota RICMA, juga kepada relawan Ramadhan Jazz, bagaimana agar Masjid Cut Meutia bisa jadi tempat bermanfaat yang punya gerakan-gerakan positif dan selalu melibatkan anak-anak muda,” kata Husein.
Husein juga mengatakan, RICMA tidak pernah membatasi dan mengotak-ngotakkan anak muda mana yang bisa bergabung secara aktif untuk menghidupkan Masjid Cut Meutia, siapapun dan dari latar belakang apapun boleh bergabung, bahkan tahun ini, ada sekitar lima sampai enam relawan non-muslim yang ikut membantu dakwah selama Ramadhan Festival.
Husein juga berpesan kepada anak muda agar jangan terus-menerus protes kepada pemerintah, karena pemerintah sudah memiliki perangkat yang jelas dan tersistem, tetapi karena sistem itu dijalankan manusia tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.
“Anak muda nggak bisa menyalahkan pemerintah dan terus-menerus mempertanyakan pemerintah bisa apa, karena seharusnya pertanyaan itu dibalik, anak mudanya yang sudah melakukan apa? Kita sebagai anak muda sudah bisa memberi apa untuk negara ini?" kata Husein.
Dia mengatakan pemerintah tentu memiliki kekurangan dalam menjalankan sistem, dan yang bisa dilakukan anak muda adalah membantu kekurangan itu dengan kegiatan yang positif. Begitu juga dengan kelebihan yang sudah dilakukan pemerintah.
Baca juga: Disbudpar Aceh gelar Ramadhan Festival di Masjid Raya Baiturrahman
Baca juga: Pemkot Jaksel sosialisasi Kota Sadar Zakat di Festival Ramadhan
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023
Tags: