Pemkot Jakbar gandeng FK Trisakti periksa puluhan balita di Jatipulo
13 April 2023 14:25 WIB
Pemeriksaan anak oleh Sudin Kesehatan Jakarta Barat dan FK Kedokteran Universitas Trisakti di Jatipulo, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (12/4/2023). ANTARA/Ho-Pemkot Jakarta Barat
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) menggandeng Fakultas Kedokteran (FK) Trisakti untuk memeriksa puluhan anak bawah lima tahun (balita) terduga tengkes di kawasan Jatipulo, Palmerah.
"Ada 60 anak balita yang saat ini kita periksa untuk memastikan mereka 'stunting' (tengkes) atau tidak," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Erizon Safari, saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Erizon menjelaskan deteksi tengkes itu dilakukan agar pemerintah bisa melakukan penanganan secara cepat antara lain dengan melibatkan perguruan tinggi agar proses deteksi bisa dilakukan secara maksimal.
Pemeriksaan dilakukan mulai Rabu (12/4) hingga Kamis ini terhadap tinggi badan, urine, darah hingga feses atau kotoran dari anak-anak tersebut.
Jika hasil pemeriksaan membuktikan ada yang menderita tengkes, maka pihaknya langsung membawa anak tersebut ke rumah sakit agar mendapatkan pertolongan medis.
Baca juga: Pemkot Jakbar libatkan perguruan tinggi tangani tengkes
"Sejauh ini masih satu anak yang dinilai perlu penanganan rumah sakit," kata Erizon.
Tidak hanya universitas, beberapa organisasi pun juga terlibat dalam penanganan tengkes di Jatipulo, seperti Forum Kader Posyandu Indonesia (FKPI) dan Inisiatif Zakat Indonesia.
FKPI sendiri telah membantu memberikan makanan berprotein tinggi seperti daging, susu dan telur kepada anak anak di Jatipulo.
Hal tersebut dilakukan agar anak anak bisa mendapatkan gizi yang cukup. "Kalau FKPI sudah memberikan suplai makanan sejak enam bulan lalu sampai sekarang," kata dia.
Sedangkan untuk Inisiatif Zakat Indonesia memberikan gizi yang cukup kepada ibu hamil di wilayah Jatipulo.
Baca juga: Menkes-Heru temukan tiga kasus anak tengkes di Cempaka Putih
Erizon memastikan program tersebut akan terus berjalan hingga angka kasus tengkes di wilayah Jatipulo bisa berkurang.
Sebelumnya, Jatipulo merupakan salah satu daerah yang menjadi fokus penanganan tengkes di Jakarta Barat karena kasusnya relatif tinggi dibandingkan wilayah lain.
Saat ditanya berapa jumlah kasus tengkes di Jatipulo, Erizon belum bisa menjelaskan secara rinci.
"Kalau angka nanti akan dicek yang pasti cukup tinggi di antara rata-rata kasus tengkes di wilayah lain," kata Erizon.
Berdasarkan informasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), angka prevalensi tengkes di Jakarta diperkirakan mencapai sekitar 14 persen dari total 790 ribu balita atau sekitar 110 ribu balita.
Baca juga: Jaksel libatkan pejabat jadi orang tua asuh dalam penanganan tengkes
"Ada 60 anak balita yang saat ini kita periksa untuk memastikan mereka 'stunting' (tengkes) atau tidak," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Erizon Safari, saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Erizon menjelaskan deteksi tengkes itu dilakukan agar pemerintah bisa melakukan penanganan secara cepat antara lain dengan melibatkan perguruan tinggi agar proses deteksi bisa dilakukan secara maksimal.
Pemeriksaan dilakukan mulai Rabu (12/4) hingga Kamis ini terhadap tinggi badan, urine, darah hingga feses atau kotoran dari anak-anak tersebut.
Jika hasil pemeriksaan membuktikan ada yang menderita tengkes, maka pihaknya langsung membawa anak tersebut ke rumah sakit agar mendapatkan pertolongan medis.
Baca juga: Pemkot Jakbar libatkan perguruan tinggi tangani tengkes
"Sejauh ini masih satu anak yang dinilai perlu penanganan rumah sakit," kata Erizon.
Tidak hanya universitas, beberapa organisasi pun juga terlibat dalam penanganan tengkes di Jatipulo, seperti Forum Kader Posyandu Indonesia (FKPI) dan Inisiatif Zakat Indonesia.
FKPI sendiri telah membantu memberikan makanan berprotein tinggi seperti daging, susu dan telur kepada anak anak di Jatipulo.
Hal tersebut dilakukan agar anak anak bisa mendapatkan gizi yang cukup. "Kalau FKPI sudah memberikan suplai makanan sejak enam bulan lalu sampai sekarang," kata dia.
Sedangkan untuk Inisiatif Zakat Indonesia memberikan gizi yang cukup kepada ibu hamil di wilayah Jatipulo.
Baca juga: Menkes-Heru temukan tiga kasus anak tengkes di Cempaka Putih
Erizon memastikan program tersebut akan terus berjalan hingga angka kasus tengkes di wilayah Jatipulo bisa berkurang.
Sebelumnya, Jatipulo merupakan salah satu daerah yang menjadi fokus penanganan tengkes di Jakarta Barat karena kasusnya relatif tinggi dibandingkan wilayah lain.
Saat ditanya berapa jumlah kasus tengkes di Jatipulo, Erizon belum bisa menjelaskan secara rinci.
"Kalau angka nanti akan dicek yang pasti cukup tinggi di antara rata-rata kasus tengkes di wilayah lain," kata Erizon.
Berdasarkan informasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), angka prevalensi tengkes di Jakarta diperkirakan mencapai sekitar 14 persen dari total 790 ribu balita atau sekitar 110 ribu balita.
Baca juga: Jaksel libatkan pejabat jadi orang tua asuh dalam penanganan tengkes
Pewarta: Walda Marison
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2023
Tags: