ANTARA hijaukan pulau terluar NKRI
14 Desember 2012 16:26 WIB
Walikota Batam, Ahmad Dahlan (depan) didampingi Kepala Biro LKBN ANTARA Biro Kepulauan Riau, Evy Ratnawati Syamsir (kiri) menanam pohon kelapa di perbatasan NKRI dengan Singapura dan Malaysia di Pulau Putri, Batam, Kepri, Kamis (13/12). (FOTO ANTARA/Henky Mohari)
Batam (ANTARA News) - Perum LKBN ANTARA bersama beberapa mitra menanam ratusan batang pohon penghijauan di Pulau Putri, Kecamatan Nongsa, Kota Batam yang merupakan daratan tapal batas terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan Malaysia dan Singapura.
"Kondisi pulau putri sudah sangat kritis.Jadi harus dihijaukan agar tidak habis dimakan abrasi," kata Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Kepri, Evy Ratnawati di Pulau Putri, Batam, Kepulauan Riau, kemarin.
Evy mengatakan acara yang dilaksanakan pada hari ulang tahun LKBN ANTARA ke-75 tersebut terlaksana atas kerja sama dengan Pemerintah Kota Batam, Bapedal Kota Batam, Program CSR Batamindo Investment Cakrawala, Yayasan Citra Mas, Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepri serta Rumah Zakat.
Selain menanam pohon mangrove, pinus laut dan kelapa, sekitar seratus orang peserta bergotong royong membersihkan sampah plastik yang sebagian dikotori limbah minyak hitam yang terbawa arus musim angin utara.
Dia mengatakan, Pulau Putri sebagai penentu batas teritorial Indonesia harus dilestarikan, salah satu caranya dengan menanam pohon.
"Kami harap upaya ini akan menggugah pihak lain untuk peduli dan ikut menyelamatkan Pulau Putri," kata dia.
Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan dalam kesempatan yang sama mengatakan secara kasat mata Pulau Putri semakin mengecil.
"Kalau untuk segi hukum, pulau ini tidak akan diklaim pihak asing baik Singapura ataupun Malaysia. Yang perlu dikhawatirkan ialah cuaca dan ombak yang mengakibatkan abrasi sehingga mengancam pulau," kata dia.
Dahlan mengatakan, akan memelihara Pulau Putri sebagai daerah tujuan wisata sesuai dengan tata ruang yang ada.
"Menurut tata ruang ini akan menjadi tujuan wisata. Maka perlu dilestarikan," kata Dahlan.
Dahlan mengatakan akan mengajukan dana ke pusat untuk pelestarian atau reklamasi pulau tersebut agar tidak hilang.
"Untuk 2013 memang belum ada anggaran untuk Pulau Putri. Tapi kami akan ajukan sehingga pulau ini bisa diselamatkan," kata dia.
(KR-LNO/A013)
"Kondisi pulau putri sudah sangat kritis.Jadi harus dihijaukan agar tidak habis dimakan abrasi," kata Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Kepri, Evy Ratnawati di Pulau Putri, Batam, Kepulauan Riau, kemarin.
Evy mengatakan acara yang dilaksanakan pada hari ulang tahun LKBN ANTARA ke-75 tersebut terlaksana atas kerja sama dengan Pemerintah Kota Batam, Bapedal Kota Batam, Program CSR Batamindo Investment Cakrawala, Yayasan Citra Mas, Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepri serta Rumah Zakat.
Selain menanam pohon mangrove, pinus laut dan kelapa, sekitar seratus orang peserta bergotong royong membersihkan sampah plastik yang sebagian dikotori limbah minyak hitam yang terbawa arus musim angin utara.
Dia mengatakan, Pulau Putri sebagai penentu batas teritorial Indonesia harus dilestarikan, salah satu caranya dengan menanam pohon.
"Kami harap upaya ini akan menggugah pihak lain untuk peduli dan ikut menyelamatkan Pulau Putri," kata dia.
Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan dalam kesempatan yang sama mengatakan secara kasat mata Pulau Putri semakin mengecil.
"Kalau untuk segi hukum, pulau ini tidak akan diklaim pihak asing baik Singapura ataupun Malaysia. Yang perlu dikhawatirkan ialah cuaca dan ombak yang mengakibatkan abrasi sehingga mengancam pulau," kata dia.
Dahlan mengatakan, akan memelihara Pulau Putri sebagai daerah tujuan wisata sesuai dengan tata ruang yang ada.
"Menurut tata ruang ini akan menjadi tujuan wisata. Maka perlu dilestarikan," kata Dahlan.
Dahlan mengatakan akan mengajukan dana ke pusat untuk pelestarian atau reklamasi pulau tersebut agar tidak hilang.
"Untuk 2013 memang belum ada anggaran untuk Pulau Putri. Tapi kami akan ajukan sehingga pulau ini bisa diselamatkan," kata dia.
(KR-LNO/A013)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012
Tags: