Manila (ANTARA News) - Korban tewas akibat siklon tropis Pablo (Bopha) terus meningkat mencapai 906 orang pada Jumat pagi, sementara itu kerugian yang ditimbulkannya diperkirakan membengkak menjadi 15,1 miliar peso, kata Dewan Pelaksana Pengurangan Risiko Bencana Nasional NDRRMC) Filipina.

Dalam data terbarunya, NDRRMC mengatakan jumlah orang hilang juga meningkat menjadi 932. Dari jumlah korban jiwa tersebut, hanya 575 mayat yang sejauh ini telah diidentifikasi.

Jumlah kematian terbesar 848 dilaporkan terjadi pada Wilayah 11 (Wilayah Davao), demikian seperti yang dilaporkan oleh Kantor Berita Filipina, PNA.

Sisanya termasuk 21 di Wilayah Caraga, 15 di Wilayah 10 (Mindanao Utara), 10 di Wilayah Tujuh (Visayas Tengah), empat di Wilayah 12 (Soccsksargen), tiga di Wilayah Delapan (Visayas Timur), tiga di Wilayah 4-B (Mimaropa) dan masing-masing satu di Wilayah Sembilan (Semenanjung Zamboanga) dan Wilayah Enam (Visayas Barat).

NDRRMC, Jumat, mengatakan Topan Pablo telah mempengaruhi 537.445 keluarga atau 5.516.181 orang di 1.999 desa, di 263 kota, dan 38 kota besar di 32 provinsi.

Dari jumlah tersebut, 13.772 keluarga atau 59.764 orang tinggal di 55 pusat evakuasi.

Kerusakan yang disebabkan oleh Pablo diperkirakan senilai 15,1 miliar peso termasuk 5,4 miliar peso di bidang infrastruktur, 9,7 miliar peso di bidang pertanian, dan 48,96 juta peso di sektor properti pribadi.

Setidaknya 60.823 rumah hancur, sementara 88.925 rumah lainnya rusak sebagian.

Setidaknya 20 jembatan dan delapan jalan tetap bisa dilalui, sementara 16 daerah masih mengalami gangguan listrik.

Sementara itu, 50 daerah --41 kota, empat kota besar dan lima provinsi-- masih berada di bawah keadaan bencana.

(H-AK/H-RN)