Proses pendidikan terhenti di Puncak Jaya
14 Desember 2012 08:19 WIB
Penjagaan Pos Merah Putih Prajurit Yonif 753/AVT Kompi Satgas Pamrahwan berpatroli di sekitar Pos Merah Putih, di Distrik Mulia, Puncak Jaya, Papua, Kamis (15/11). Kegiatan tersebut guna mengantisipasi gangguan keamanan yang kerap terjadi di wilayah itu. (FOTO ANTARA/Andika Wahyu)
Jayapura (ANTARA News) - Proses belajar mengajar terhenti selama empat tahun terakhir pada empat distrik di Kabupaten Puncak Jaya, Papua terkait faktor keamanan, antara lain adanya kelompok sipil bersenjata.
Bupati Puncak Jaya Hanock Ibo kepada ANTARA di Mulia, pekan ini mengatakan bahwa proses belajar mengajar pada empat distrik hingga kini masih terhambat akibat seringnya terjadi gangguan keamanan yang dilakukan kelompok sipil bersenjata.
Distrik itu, yakni Distrik Mewoluk, Distrik Tingginambut, Distrik Yamo dan Distrik Torere.
Ia mengakui terhambatnya proses belajar mengajar itu juga diakibatkan gedung sekolah dibakar orang tidak bertanggung jawab sehingga anak anak tidak dapat belajar.
Guna mengatasi masalah di bidang pendidikan itu, pihaknya kini terus berupaya melakukan pendekatan dengan kelompok yang selama menganggu masyarakat mengingat mereka juga adalah penduduk Kabupaten Puncak Jaya.
"Mudah-mudahan dengan terus dilakukannya pedekatan terhadap kelompok tersebut situasi keamanan di Kab. Puncak Jaya berangsur kondusif," harap Bupati Ibo.
Menurutnya bahwa selain menyebabkan terhentinya proses belajar mengajar faktor keamanan juga menyebabkan terhambatnya pembangunan mengingat kelompok tersebut juga sering menganggu kendaraan yang mengangkut berbagai barang kebutuhan masyarakat.
Padahal, kata Bupati Ibo, transportasi darat yang menghubungkan Wamena-Mulia saat ini menjadi alternatif utama khususnya untuk mengangkut berbagai bahan baik makanan maupun bangunan.
"Hal itu disebabkan hingga saat ini untuk mencapai Mulia hanya dapat menggunakan pesawat berbadan kecil seperti jenis Cessna, Caravan atau Philatus," kata Bupati Ibo. (E006/I014)
Bupati Puncak Jaya Hanock Ibo kepada ANTARA di Mulia, pekan ini mengatakan bahwa proses belajar mengajar pada empat distrik hingga kini masih terhambat akibat seringnya terjadi gangguan keamanan yang dilakukan kelompok sipil bersenjata.
Distrik itu, yakni Distrik Mewoluk, Distrik Tingginambut, Distrik Yamo dan Distrik Torere.
Ia mengakui terhambatnya proses belajar mengajar itu juga diakibatkan gedung sekolah dibakar orang tidak bertanggung jawab sehingga anak anak tidak dapat belajar.
Guna mengatasi masalah di bidang pendidikan itu, pihaknya kini terus berupaya melakukan pendekatan dengan kelompok yang selama menganggu masyarakat mengingat mereka juga adalah penduduk Kabupaten Puncak Jaya.
"Mudah-mudahan dengan terus dilakukannya pedekatan terhadap kelompok tersebut situasi keamanan di Kab. Puncak Jaya berangsur kondusif," harap Bupati Ibo.
Menurutnya bahwa selain menyebabkan terhentinya proses belajar mengajar faktor keamanan juga menyebabkan terhambatnya pembangunan mengingat kelompok tersebut juga sering menganggu kendaraan yang mengangkut berbagai barang kebutuhan masyarakat.
Padahal, kata Bupati Ibo, transportasi darat yang menghubungkan Wamena-Mulia saat ini menjadi alternatif utama khususnya untuk mengangkut berbagai bahan baik makanan maupun bangunan.
"Hal itu disebabkan hingga saat ini untuk mencapai Mulia hanya dapat menggunakan pesawat berbadan kecil seperti jenis Cessna, Caravan atau Philatus," kata Bupati Ibo. (E006/I014)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012
Tags: