Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyatakan kerangka pikir dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 yang sedang disusun mengikuti filosofi Pancasila.

“Sasaran visi dalam RPJPN berjumlah lima poin karena disesuaikan dengan jumlah butir Pancasila. Disamping itu, rancangan RPJPN pun memuat delapan misi pembangunan, 17 arah pembangunan dan 45 indikator utama pembangunan, karena disesuaikan dengan tanggal 100 tahun Indonesia merdeka yakni 17 Agustus 2045,” ungkap dia dalam dialog bersama Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) di Kantor Bappenas, Jakarta, Rabu, dikutip dari Instagram resmi @suharsomonoarfa.

Visi RPJPN 2025-2045 adalah “negara nusantara yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan” dan negara nusantara yang mampu memanfaatkan potensi negara kepulauan untuk ketangguhan geopolitik, ekonomi, pertahanan, keamanan, serta budaya atau peradaban bahari.

Menurut dia, berdaulat itu bermakna ketahanan, kesatuan, mandiri, aman, dan tangguh. Adapun maju berarti berdaya, modern, tangguh, unggul, inovatif, dan adil.

“Sementara itu, berkelanjutan artinya lestari dan seimbang antara pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan,” ucap Suharso.

Dalam kesempatan yang sama, dia juga menjelaskan lima sasaran utama RPJPN 2025-2045. Pertama, pendapatan per kapita Indonesia setara negara maju yang ditunjukkan dengan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita sebesar 23 ribu dolar AS, kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) maritim di tahun 2045 sebesar 17,5 persen, dan kontribusi PDB manufaktur sebesar 28 persen di tahun 2045.

Sasaran kedua yaitu menurunkan tingkat kemiskinan menuju 0 persen dan ketimpangan berkurang yang ditunjukkan dengan tingkat kemiskinan di kisaran 0,5-0,8 persen, rasio gini di kisaran 0,250-0,300 poin, dan kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kawasan Timur Indonesia sebesar 26 persen.

Ketiga, kepemimpinan dan pengaruh internasional meningkat yang ditunjukkan dengan masuknya Indonesia dalam peringkat 15 besar Global Power Index.

Untuk sasaran keempat adalah daya saing bangsa yang meningkat dengan indikator kenaikan Human Capital Indeks sebesar 0,73 pada tahun 2045.

Terakhir, intensitas emisi gas rumah kaca menurun dan menuju net zero emission yang ditunjukkan dengan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 89,5 persen.

“Seluruh Sasaran strategis tersebut) masih bersifat rancangan dan belum sampai pada tahapan finalisasi. Oleh karenanya, masih dimungkinkan ada sejumlah perubahan dalam pemilihan diksi,” kata Kepala Bappenas.