Sikapi roket Korut, Filipina-AS perkuat hubungan militer
13 Desember 2012 14:10 WIB
Ilustrasi tentara Filipina dan Amerika Serikat berjalan di sebuah teluk dangkal di sebuah teluk saat simulasi razia di perairan sebagai bagian dari latihan militer gabungan Filipina-AS di Teluk Ulugan, pesisir barat Filipina. (FOTO ANTARA/REUTERS/Romeo Ranoco)
Manila (ANTARA News) - Amerika Serikat dan Filipina, Kamis, mengecam peluncuran roket Korea Utara --yang provokatif sebagai ancaman terhadap keamanan regional--, dan berjanji akan memperkuat hubungan militer mereka.
Dalam satu pernyataan setelah perundingan bilateral yang dihadiri para diplomat penting dan para pejabat keamanan itu, kedua negara itu berikrar akan meningkatkan kerja sama setelah tindakan Pyongyang itu.
Pertemuan itu dihadiri Asisten Menlu AS Kurt Campbell, Asisten Menteri Pertahanan Mark Lipert dan timpalan mereka dari Filipina Erlinda Basilio dan Pio Batino.
Mereka sepakat untuk meningkatkan usaha-usaha bersama berkaitan dengan keamanan maritim, tanggap bencana, penegakan hukum dan keamanan dunia maya, serta non-proliferasi (senjata nuklir), kata pernyataan itu.
"Kedua pihak juga mengecam keras ... peluncuran rudal balistik dan menekankan bahwa tindakan yang sangat provokatif ini jelas merupakan pelanggaran langsung terhadap resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB," kata pernyataan itu, seperti yang dikutip AFP.
AS menganggap Filipina sekutu penting non-NATO di kawasan Asia Pasifik, di mana Washington sebelumnya mengumumkan satu perubahan strategi kekuatannya.
Para pejabat Filipina sebelumnya mengatakan mereka mengharapkan Filipina dapat memainkan satu peran penting dalam poros itu, dengan satu pangkalan angkatan laut AS di utara Manila menampung kapal-kapal perang dan kapal selam AS.
Pertemuan itu juga diselenggarakan pada saat Filipina, serta negara-negara Asia Tenggara lainnya, menghadapi sengketa wilayah yang tegang dengan China atas wilayah-wilayah di Laut China Selatan.
Washington sebelumnya memperingatkan China untuk tidak melakukan tindakan yang agresif dalam mempertahankan klaimnya atas Laut China Selatan itu.
(H-RN/C003)
Dalam satu pernyataan setelah perundingan bilateral yang dihadiri para diplomat penting dan para pejabat keamanan itu, kedua negara itu berikrar akan meningkatkan kerja sama setelah tindakan Pyongyang itu.
Pertemuan itu dihadiri Asisten Menlu AS Kurt Campbell, Asisten Menteri Pertahanan Mark Lipert dan timpalan mereka dari Filipina Erlinda Basilio dan Pio Batino.
Mereka sepakat untuk meningkatkan usaha-usaha bersama berkaitan dengan keamanan maritim, tanggap bencana, penegakan hukum dan keamanan dunia maya, serta non-proliferasi (senjata nuklir), kata pernyataan itu.
"Kedua pihak juga mengecam keras ... peluncuran rudal balistik dan menekankan bahwa tindakan yang sangat provokatif ini jelas merupakan pelanggaran langsung terhadap resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB," kata pernyataan itu, seperti yang dikutip AFP.
AS menganggap Filipina sekutu penting non-NATO di kawasan Asia Pasifik, di mana Washington sebelumnya mengumumkan satu perubahan strategi kekuatannya.
Para pejabat Filipina sebelumnya mengatakan mereka mengharapkan Filipina dapat memainkan satu peran penting dalam poros itu, dengan satu pangkalan angkatan laut AS di utara Manila menampung kapal-kapal perang dan kapal selam AS.
Pertemuan itu juga diselenggarakan pada saat Filipina, serta negara-negara Asia Tenggara lainnya, menghadapi sengketa wilayah yang tegang dengan China atas wilayah-wilayah di Laut China Selatan.
Washington sebelumnya memperingatkan China untuk tidak melakukan tindakan yang agresif dalam mempertahankan klaimnya atas Laut China Selatan itu.
(H-RN/C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2012
Tags: