Jakarta (ANTARA) -- Dalam rangka mendukung operasionalisasi FOLU (Forestry and Other Land Use) Net Sink 2030, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah merancang pedoman kerja dengan langkah kerja sistematis yang berlandaskan teoritik dan empirik yang telah berjalan diantaranya sebagai langkah korektif dalam 5-7 tahun terakhir. "Masing-masing langkah kerja kerja tersebut disusun sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan dan prosedur praktikal yang disebut dengan Manual Serial FOLU," ujar Menteri LHK Siti Nurbaya dalam sambutannya membuka Konsultasi Publik Penyusunan Manual Serial Forestry and Other Land Use/FOLUFOLU, di Jakarta, Senin.

Manual Serial FOLU adalah dokumen yang berisi petunjuk praktis dan sistematis mengenai cara, langkah, atau prosedur tentang bagaimana setiap rencana operasional pelaksanaan aksi mitigasi penurunan emisi GRK sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya FOLU dirumuskan/ditetapkan, dilaksanakan, dievaluasi, dikendalikan, dan ditingkatkan secara terus-menerus/berkelanjutan oleh semua pihak yang bertanggung jawab untuk melaksanakannya pada semua tingkatan, baik unit kerja pusat dan daerah, bersama-sama, berkolaborasi dan melibatkan pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat secara luas.

Manual ini disebutkan Menteri Siti akan berisi satu set instruksi yang berisi prosedur (langkah yang perlu dilakukan) atau metode untuk menjalankan semua yang tertulis dalam Rencana Operasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 dan standar pelaksanaan rencana operasional menuju kondisi net sink pada tahun 2030 melalui penurunan emisi GRK dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan dengan kondisi di mana tingkat serapan sama atau lebih tinggi dari tingkat emisi yang dapat dicapai.

Manual Serial FOLU berfungsi sebagai petunjuk agar norma, standar, prosedur dan kriteria dalam melaksanakan rencana operasional aksi penurunan emisi sektor FOLU yang ditetapkan dapat diterapkan secara sistematis, terukur dan ditingkatkan secara berkelanjutan, sehingga pelaksanaan aksi FOLU menuju Net Sink 2030 dilakukan dengan cara yang sesuai dengan norma, standard, pedoman dan kriteria (NSPK), mengikuti kaidah governance dan dalam kerja yang sistematis.

"Manual-Guidelines yang kita buat ini dibangun dengan upaya yang cukup berat dan dilandasi aspek keilmuan teoritik, serta peristiwa-peristiwa empirik yang diambil referensinya sebagai pengalaman, dan dengan demikian, maka secara realistik bisa dijalankan," tegas Menteri Siti.

Tim Panel Manual FOLU telah menerima draf Manual Serial FOLU dari Eselon I KLHK dan BRGM sebanyak 56 Judul Manual yang mewakili bidang-bidang utama sektor FOLU. Terhadap draft Manual tersebut akan dilakukan pengujian-pengujian untuk memastikan bahwa prosedur yang disusun menggunakan Bahasa yang jelas, dapat diikuti dengan mudah, dan tahapan tersebut dapat diselesaikan dengan baik bagi para user.

Dengan penyelenggaraan Konsultasi Publik Penyusunan Manual Serial FOLU ini diharapkan dapat menjaring masukan dan saran yang relevan dari para ahli, akademisi dan praktisi untuk menyempurnakan dokumen manual, sehingga dapat mempertajam arahan- arahan dan langkah kerja yang disusun, dan Manual ini dapat dijadikan sebagai bahan scientific untuk pedoman kerja dan rujukan keilmuan yang dapat dipakai oleh publik terutama praktisi dan akademisi, dan dapat juga sebagai material bagi pengembangan ilmu kedepan.

"Sekaligus saya berharap ada kemungkinan ruang diskusi yang bisa melihat ke depan bahwa Manual ini akan sangat berguna untuk proses ke depan yang masih panjang dalam prospek agenda iklim dengan nilai ekonomi karbon atau perdagangan. Setidaknya FOLU netsink 2030 sebagai identitas aksi iklim sektor kehutanan Indonesia, yang berkarakter dan dapat memenuhi harapan masyarakat, secara nasional dan global." pungkas Menteri Siti.

Dalam agenda aksi iklim, Indonesia telah melakukan penguatan NDC dari first NDC tahun 2016 menjadi Update NDC tahun 2021 dan menjadi Enhanced-NDC (E-NDC) pada September 2022, dengan kondisi penguatan NDC untuk tahun 2030 dari 29% menjadi 31,89% dengan kemampuan nasional (sendiri) serta dari 41% menjadi 43,2% (dengan dukungan kerjasama internasional). Indonesia merupakan salah satu dari 24 negara yang memperkuat NDC nya sebagaimana pesan COP 26 Glasgow (2021), dari sebanyak 195 negara parties Paris Agreement.

Angka 43,2% sebagai target E-NDC Indonesia untuk tahun 2030 ini, kira-kira sama dengan target NDC USA yaitu 43% di tahun 2030. Pada saat ini capaian NDC Indonesia dengan kemampuan sendiri secara keseluruhan adalah 47,28% (tahun 2020) dan 43,82% (tahun 2021) serta diperkirakan lebih baik lagi di tahun 2022 (karena angka deforestasi yang menurun di tahun 2022). Angka capaian ini telah melebihi angka target NDC yang harus terus dipertahankan oleh Indonesia.

Deforestasi Indonesia dari tahun 2020 ke tahun 2021 merupakan angka terendah dalam 20 tahun terakhir, yaitu seluas 113,5 Ribu Ha dan kemudian turun lagi dari tahun 2021 ke tahun 2022 menjadi seluas 104,0 ribu Ha. Angka tersebut merupakan deforestasi netto dan terus menurun dengan peningkatan penanaman (RHL), pengendalian karhutla, pengendalian perizinan dan law enforcement.

Hadir dalam acara tersebut Wakil Menteri LHK, dan beberapa pejabat secara luring maupun daring, yaitu Sekditjen KSDAE, Sekditjen PHL, Sekditjen PSKL, Sekditjen PHLHK, Sekditjen PSLB3, Sekbadan P2SDM, Sekretaris BSI LHK, Sekitjen KLHK, dan para pejabat per bidang pada struktur organisasi FOLU Net Sink 2030.