Washington (ANTARA News) - Pejabat Komando Pertahanan Antariksa Amerika Utara (NORAD) mengatakan Korea Utara tampaknya telah berhasil meluncurkan sebuah benda di orbit menggunakan peluru kendali, yang menandai keberhasilan teknologi negara tersebut.

Korea Utara beberapa jam sebelumnya telah membenarkan bahwa pihaknya memang meluncurkan sebuah roket jarak jauh pada hari Rabu dan mengatakan misinya menempatkan satelit ke orbit telah berhasil.

Peluncuran yang dilakukan sebelumnya terhadap roket Unha-3 pada bulan April lalu mengalami kegagalan karena roket tersebut meledak tak lama setelah lepas landas.

"Para pejabat Komando Pertahanan Antariksa Amerika Utara hari ini mengakui bahwa sistem peringatan peluru kendali AS telah mendeteksi dan melacak peluncuran sebuah peluru kendali Korea Utara pada pukul 7:49 pm EST", kata badan gabungan AS-Kanada itu dalam sebuah pernyataan.

Menurut NORAD, indikasi awal menunjukkan bahwa bagian pertama roket jatuh ke Laut Kuning.

Badan antariksa itu juga memperkirakan bagian kedua jatuh di Laut Filipina.

"Indikasi-indikasi awal menunjukkan bahwa peluru kendali melepaskan sebuah objek yang terlihat mencapai orbit," tambahnya.

"Rudal atau hasil serpihan tidak menjadi ancaman bagi Amerika Utara."

Washington dan sekutu-sekutunya telah sekian lama bersikeras bahwa peluncuran-peluncuran oleh Korut itu dilakukan untuk menyamarkan uji coba peluru kendali antar-kontinen yang mampu membawa sebuah hulu ledak nuklir.

Pekan lalu, kepala Komando Pasifik AS mengatakan Washington telah mengirimkan kapal-kapal angkatan laut yang dilengkapi dengan perangkat pertahanan rudal balistik serta sedang mengawasi Korea Utara "secara ketat" menjelang peluncuran yang sudah diantisipasi.

Dua kapal penghancur rudal, yaitu USS Benfold dan USS Fitzgerald, telah dikirimkan ke wilayah tersebut menjelang peluncuran, kata seorang pejabat Angkatan Laut.

Kedua kapal itu bergerak untuk "mengawasi kemungkinan peluncuran rudal oleh Korea Utara dan untuk menenangkan sekutu-sekutu di kawasan jika peluncuran itu terjadi," kata pejabat yang tidak disebutkan namanya.

Kedua kapal perusak rudal dilengkapi dengan sistem pertahanan rudal balistik Aegis yang canggih.

Dewan Keamanan PBB pada Rabu akan melakukan sidang menyusul peluncuran yang dilakukan oleh Korut.

Sidang itu digelar atas permintaan Jepang dan Amerika Serikat, kata seorang diplomat Barat.

Resolusi PBB 1718 dan 1874 melarang Pyongyang melakukan kegiatan nuklir ataupun balistik.

(T008)