Pariwisata Turki diperkirakan kembali ramai pasca gempa dahsyat
11 April 2023 08:26 WIB
Sejumlah pelancong di Pantai Mediterania Turki. Pantai ini diperkirakan akan dikunjungi wisatawan dalam jumlah yang besar pada musim panas ini terlepas dari gempa bumi dahsyat pada Februari 2023, seperti dikatakan para pakar industri. Xinhua
Ankara (ANTARA) - Pantai Mediterania di Turki diperkirakan akan dikunjungi wisatawan dalam jumlah yang besar pada musim panas ini terlepas dari gempa bumi dahsyat pada Februari lalu, seperti dikatakan para pakar industri.
Seiring dengan naiknya suhu, "Turkish Riviaera", wilayah selatan negara yang terkenal dengan pantai yang memiliki air lut berwarna Turquoise dan situs warisan kunonya, memasuki awal puncak musim pariwisata.
Perwakilan sektor melaporkan penurunan reservasi pascagempa mematikan yang mengguncang wilayah tenggara Turki pada 6 Februari lalu, tetapi keadaan segera kembali normal, kata mereka.
"Data tahun lalu yang positif terkait kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) dan pendapatan (sektor pariwisata) memberikan harapan kepada kami tahun ini di awal musim panas," kata Burhan Sili, ketua Alanya Touristic Hoteliers Association, kepada Xinhua dalam wawancara baru-baru ini.
Alanya, sebuah destinasi wisata utama di pantai Mediterania, mencatat peningkatan 55 persen dalam kedatangan wisman dalam tiga bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, menurut angka yang dirilis oleh kegubernuran setempat pada awal April.
Pendapatan pariwisata Turki pada 2022 mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, melonjak menjadi 46,3 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.943) dengan 51 juta pengunjung asing, seperti diumumkan otoritas statistik negara itu pada Januari.
Sili menuturkan bahwa permintaan turun pascagempa dahsyat tersebut, tetapi kemudian meningkat dalam beberapa pekan, yang menunjukkan pemulihan penuh.
Sili mengatakan wisatawan dari Rusia dan negara-negara Eropa, terutama Jerman dan Inggris, akan menyumbang bagian besar dari kedatangan itu.
"Secara keseluruhan, kami memperkirakan akan menutup musim 2023 dengan performa yang lebih baik dari 2022 dari segi jumlah kedatangan dan pendapatan," imbuh Sili.
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki Mehmet Nuri Ersoy mengatakan pada Januari bahwa kedatangan wisman diperkirakan mencapai 60 juta orang pada 2023, sebelum mencapai 90 juta orang pada 2028, sementara pendapatan akan mencapai 56 miliar dolar AS tahun ini dan 100 miliar dolar AS dalam lima tahun.
Depresiasi tajam mata uang Turki terhadap mata uang keras (hard currency) sejak awal 2022 juga menjadikan Turki sebagai tujuan yang terjangkau bagi warga negara Eropa yang menghadapi kenaikan biaya hidup.
Kaan Sahinalp, perwakilan Turki dari raksasa perjalanan Jerman TUI, juga optimistis terkait prospek tahun 2023, menunjukkan bahwa negara itu berada di tahun yang lebih baik daripada tahun 2022.
Sahinalp menyebutkan mata uang lira yang lemah umumnya lebih terjangkau bagi wisman dengan anggaran terbatas dan Turki sekali lagi kemungkinan besar akan menjadi salah satu pilihan teratas bagi banyak wisman.
Sektor pariwisata memainkan peran penting dalam perekonomian Turki, yang mengalami defisit neraca berjalan yang semakin besar dalam beberapa tahun terakhir. Industri ini juga menyediakan mata pencaharian bagi lebih dari dua juta penduduk di negara itu.
Seiring dengan naiknya suhu, "Turkish Riviaera", wilayah selatan negara yang terkenal dengan pantai yang memiliki air lut berwarna Turquoise dan situs warisan kunonya, memasuki awal puncak musim pariwisata.
Perwakilan sektor melaporkan penurunan reservasi pascagempa mematikan yang mengguncang wilayah tenggara Turki pada 6 Februari lalu, tetapi keadaan segera kembali normal, kata mereka.
"Data tahun lalu yang positif terkait kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) dan pendapatan (sektor pariwisata) memberikan harapan kepada kami tahun ini di awal musim panas," kata Burhan Sili, ketua Alanya Touristic Hoteliers Association, kepada Xinhua dalam wawancara baru-baru ini.
Alanya, sebuah destinasi wisata utama di pantai Mediterania, mencatat peningkatan 55 persen dalam kedatangan wisman dalam tiga bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, menurut angka yang dirilis oleh kegubernuran setempat pada awal April.
Pendapatan pariwisata Turki pada 2022 mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, melonjak menjadi 46,3 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.943) dengan 51 juta pengunjung asing, seperti diumumkan otoritas statistik negara itu pada Januari.
Sili menuturkan bahwa permintaan turun pascagempa dahsyat tersebut, tetapi kemudian meningkat dalam beberapa pekan, yang menunjukkan pemulihan penuh.
Sili mengatakan wisatawan dari Rusia dan negara-negara Eropa, terutama Jerman dan Inggris, akan menyumbang bagian besar dari kedatangan itu.
"Secara keseluruhan, kami memperkirakan akan menutup musim 2023 dengan performa yang lebih baik dari 2022 dari segi jumlah kedatangan dan pendapatan," imbuh Sili.
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki Mehmet Nuri Ersoy mengatakan pada Januari bahwa kedatangan wisman diperkirakan mencapai 60 juta orang pada 2023, sebelum mencapai 90 juta orang pada 2028, sementara pendapatan akan mencapai 56 miliar dolar AS tahun ini dan 100 miliar dolar AS dalam lima tahun.
Depresiasi tajam mata uang Turki terhadap mata uang keras (hard currency) sejak awal 2022 juga menjadikan Turki sebagai tujuan yang terjangkau bagi warga negara Eropa yang menghadapi kenaikan biaya hidup.
Kaan Sahinalp, perwakilan Turki dari raksasa perjalanan Jerman TUI, juga optimistis terkait prospek tahun 2023, menunjukkan bahwa negara itu berada di tahun yang lebih baik daripada tahun 2022.
Sahinalp menyebutkan mata uang lira yang lemah umumnya lebih terjangkau bagi wisman dengan anggaran terbatas dan Turki sekali lagi kemungkinan besar akan menjadi salah satu pilihan teratas bagi banyak wisman.
Sektor pariwisata memainkan peran penting dalam perekonomian Turki, yang mengalami defisit neraca berjalan yang semakin besar dalam beberapa tahun terakhir. Industri ini juga menyediakan mata pencaharian bagi lebih dari dua juta penduduk di negara itu.
Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2023
Tags: