Jakarta (ANTARA News) - Rencana Bank Indonesia meredenominasi atau penyederhanaan nilai mata uang rupiah tidak akan mempengaruhi ekspor Indonesia yang hingga saat ini masih menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat.
"Redenominasi rupiah tidak mempengaruhi ekspor, karena mata uang yang dipergunakan untuk transaksi ekspor adalah dolar Amerika Serikat," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Gusmardi Bustaman, di Jakarta, Rabu.
Bustaman mengatakan, redenominasi tersebut hanya menghilangkan angka nol di belakang mata uang rupiah, namun untuk harga barang akan tetap sama.
"Redenominasi hanya mengurangkan angka nol di belakang dan saya rasa tidak akan berpengaruh terhadap ekspor kita," katanya.
Redenominasi adalah menyederhanakan denominasi (pecahan) mata uang menjadi pecahan lebih sedikit dengan cara mengurangi digit (angka nol) tanpa mengurangi nilai mata uang tersebut.
Seperti diketahui, wacana redenominasi mata uang rupiah berasal dari BI dan mengagendakan proses redenominasi atau penyederhanaan nilai mata uang akan berlangsung selama 10 tahun.
Tahapan redenominasi adalah 2011 sampai 2012 adalah sosialisasi, sementara masa transisi akan dimulai pada 2013 hingga 2015, 2016 sampai 2018 adalah penarikan mata uang lama, dan 2019 hingga 2022 adalah penghapusan tanda redenominasi di mata uang dan proses redenominasi selesai.
Sebelumnya, pada Jumat (7/12), Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai redenominasi yang akan dilakukan pemerintah dapat membuat operasi IT (informasi teknologi) dan penyimpanan data perdagangan saham lebih sederhana.
"Bursa hanya mengikuti, tapi memang banyak manfaatnya terutama kebutuhan operasi IT dan penyimpanan data menjadi lebih sederhana," ujar Direktur Utama BEI, Ito Warsito, di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, dengan rededominasi maka laporan keuangan emiten juga menjadi lebih sederhana, begitu juga dengan harga saham yang diperdagangkan di lantai Bursa.
(V003/R010)
Redenominasi tidak pengaruhi ekspor Indonesia
12 Desember 2012 13:21 WIB
Uang kertas rupiah pecahan Rp100.000 dalam gudang penyimpanan uang di satu bank Indonesia. (FOTO ANTARA/Eric Ireng)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012
Tags: