Teheran (ANTARA News) - Pemerintah Iran pada Selasa membantah laporan Korea Selatan yang menyebutkan bahwa sejumlah pakar rudal mereka berada di Korea Utara untuk memberi bantuan teknis atas rencana peluncuran roket jarak jauh negara itu.

"Isu tersebut merupakan kabar bohong," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast kepada wartawan.

"Klaim terkait kerja sama nuklir dan rudal merupakan propaganda tak berdasar yang dibuat untuk mengganggu hubungan baik Iran dengan negara lain," tegasnya dikutip AFP.

Mehmanparast mengakui ketika masa perang Iran-Irak pada 1980an, Iran memang memiliki kerja sama militer dengan Korut, tetapi setelah perang berakhir negara Islam itu hanya melanjutkan hubungan politik, ekonomi dan kemanusiaan dengan negara yang terletak di Semenanjung Korea itu.

Pada Senin, harian Korsel Chosun Ilbo melaporkan adanya sejumlah pakar rudal Iran yang berada di Korut untuk membantu negara itu terkait rencana peluncuran sebuah roket yang diklaim Pyongyang sebagai misi damai dengan tujuan menempatkan satelit di orbit.

Pakar Iran diundang setelah peluncuran roket Korut pada April lalu berakhir dengan kegagalan, tulis harian itu, yang mengutip seorang pejabat pemerintah Seoul.

Sebelumnya pada awal bulan ini, Kantor Berita Jepang Kyodo mengutip seorang sumber diplomat Barat yang mengatakan Iran telah menempatkan personel pertahanannya di Korea Utara sejak Oktober lalu guna memperkuat kerja sama kedua negara di bidang pengembangan nuklir dan rudal.

Korut dan Iran merupakan dua negara yang mendapat sanksi internasional karena aktivitas nuklirnya dan kedua pemerintah negara itu sama-sama menganggap Amerika Serikat sebagai musuh.

Bocoran kabel diplomatik AS pada 2010 menyebutkan sejumlah pejabat AS meyakinin Iran memperoleh bagian rudalnya dari Korea, sementara laporan sanksi PBB pada 2011 menuliskan bahwa kedua negara itu juga dicurigai berbagi pengetahuan tentang teknologi rudal balistik.

(P012/H-RN)