Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kehutanan menambah jumlah profesor riset dengan dikukuhkannya dua orang Profesor Riset dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
Sekjen Kementeriaan Kehutanan di Jakarta, Hadi Daryanto di Jakarta, Selasa mengatakan kini memiliki 15 orang peneliti tertinggi.
"Profesor Riset merupakan puncak karir fungsional seorang peneliti dan hanya sedikit yang bisa mencapainya," katanya.
Sebelumnya pada Senin (10/12), Badan Litbang Kehutanan mengukuhkan dua orang peneliti sebagai Profesor Riset yakni Dr.Ir Chairil Anwar Siregar Msc dan Dr.Ir Nina Mindawati Msi.
Sementara itu berdasarkan laporan Badan Litbang Kehutanan hingga saat ini dari 40 orang peneliti utama baru 15 orang yang melakukan orasi ilmiah dan dikukuhkan sebagai Profesor Riset yang mana dari jumlah tersebut hanya 8 orang yang masih aktif sedangkan 7 orang lainnya telah pensiun.
Dalam orasi ilmiahnya Profesor Riset Dr.Ir Chairil Anwar Siregar MSc menyatakan, pembukaan lahan hutan dapat merusak kemampuan tanah dan vegetasi dalam mengkonversi karbon yang pada akhirnya mengkibatkan penurunan pendaman karbon tanah maupun vegetasi
"Hal itu akan meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer yang memicu terjadinya fenomena pemanasan global," katanya.
Keadaan tersebut, lanjutnya, bersamaan dengan pesatnya kegiatan penebagan hutan alam yang mengalami kerusakan serius.
Sementara itu dalam orasinya Profesor Riset Dr. Ir. Nina Mindawati MSi menyoroti kondisi kawasan hutan alam produksi dari hutan alam produksi saat ini yang menurun tajam.
Di sisi lain, kebutuhan kayu untuk bahan baku industri kehutanan terus meningkat setiap tahunnya yang mana pada 2010 mencapai 42 juta meter kubik namun saat ini lebih dari 50 juta meter kubik per tahun.
Percepatan pembangunan hutan tanaman dan peningkatan produktivitas melalui penerapan Silvikultur Intensif ramah lingkungan mutlak dilakukan agar hutan tanaman yang dikelola tetap terjamin kelestariannya.
(ANT)
Kemenhut tambah dua profesor riset
11 Desember 2012 15:30 WIB
Sekjen Kemenhut Hadi Daryanto (FOTO ANTARA)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012
Tags: