Khofifah apresiasi pertanian organik dan ekspor buah organik Jember
9 April 2023 20:25 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memetik alpukat di kebun buah organik Desa Sidomulyo, Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember, Minggu (9/4/2023). (ANTARA/HO-Biro Adpim Pemprov Jatim)
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi sistem pertanian organik yang ramah lingkungan dan menjangkau pasar ekspor yang luas oleh Asosiasi Mitra Tani Unggul di Kabupaten Jember.
Khofifah dalam kegiatan safari Ramadhan mengunjungi kebun buah organik, pembibitan dan wisata edukasi bahkan memetik langsung berbagai buah seperti nanas madu jumbo, jeruk dan alpukat di Desa Sidomulyo, Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember, Minggu.
"Hal yang sekarang ini dibutuhkan dunia adalah penggunaan pupuk organik dan semua yang ada disini menggunakan pupuk organik," kata Khofifah di Jember.
Ia mengatakan Presiden Joko Widodo saat meninjau areal persawahan di Tuban, Jawa Timur beberapa waktu lalu juga menyampaikan untuk mendorong dan maksimalisasi penggunaan pupuk organik.
Baca juga: Buah organik Jember tembus pasar Eropa
Menurutnya sistem pertanian Asosiasi Mitra Tani Unggul mengutamakan penggunaan sumber daya alam secara bijaksana dan berkelanjutan, serta meminimalisir penggunaan bahan kimia sintetik seperti pestisida dan pupuk buatan.
"Kalau pupuk organik itu lahannya terjaga bagus, ekosistemnya dan ekologinya juga sehat. Jadi semua akan memberikan satu kekuatan daya dukung alam dan daya dukung lingkungan," tuturnya.
Ia mengapresiasi langkah yang dilakukan Asosiasi Mitra Tani Unggul sebagai wadah bagi para petani organik untuk berkolaborasi dan berbagi pengalaman dalam mengembangkan usaha pertanian mereka.
"Terlebih, hortikultura memiliki nilai tukar petani (NTP) dan nilai tambah yang paling tinggi, sehingga proses penguatan, perluasan, dan pemberdayaan hortikultura menjadi bagian penting untuk bisa mendorong percepatan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Ia mengatakan Asosiasi Mitra Tani Unggul sebagai wadah asosiasi para petani organik sehingga pemberdayaan nya makin luas dan makin banyak, artinya ada potensi untuk bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama para petani ini makin luas dan makin banyak.
"Saat ini banyak negara-negara di dunia yang mensyaratkan ekspor buah menggunakan pupuk organik, sehingga apa yang dilakukan Uswatun dan para petani di Asosiasi Mitra Tani Unggul diminati pasar luar negeri karena 100 persen menggunakan pupuk organik," katanya.
Ia berharap pertanian organik yang dilakukan Uswatun dan para petani yang tergabung di Asosiasi Mitra Tani Unggul bisa menjadi referensi tidak hanya di Jember tapi juga di daerah lain.
Tidak hanya itu, para petani juga bisa mencari referensi varietas buah lainnya yang lebih baik dan lebih unggul, untuk kemudian dikembangkan disini.
Menurutnya ada buah naga dengan varietas unggul, kemudian markisa varietas baru, mangga bahkan durian black thorn, sehingga tempat itu sekaligus menjadi pengembangan teknologi pertanian dan laboratorium untuk bisa mencari dan meningkatkan produk sehingga memberikan nilai tambah yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi.
Mantan Menteri Sosial itu juga mengapresiasi langkah Uswatun yang terus mengembangkan berbagai varietas buah baru untuk ditanam di kebunnya, seperti durian musang king dan black thorn karena durian jenis tersebut masih menjadi favorit dari para pecinta durian dan harganya juga masih sangat tinggi.
"Seperti alpukat itu pasarnya luar biasa, pemasoknya juga luar biasa. Apa yang sekiranya bisa memberikan nilai tambah, maka saya berharap bahwa sinergitas di antara seluruh elemen baik Pemprov, Pemkab dan unsur pertanian bisa terus ditingkatkan," ujarnya.
Kebun buah seluas 3 hektar tersebut menarik perhatian Gubernur Khofifah lantaran keberhasilannya dalam hal produksi maupun pemasarannya. Kebun yang dikelola langsung Ketua Asosiasi Mitra Tani Unggul, Asroful Uswatun ini berhasil menembus pasar luar negeri seperti Belanda, Jerman, Italia, Rusia, Perancis, UK, Dubai, Singapura, dan Malaysia.
Baca juga: Jember jadi percontohan penerapan konsep pertanian cerdas iklim
Khofifah dalam kegiatan safari Ramadhan mengunjungi kebun buah organik, pembibitan dan wisata edukasi bahkan memetik langsung berbagai buah seperti nanas madu jumbo, jeruk dan alpukat di Desa Sidomulyo, Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember, Minggu.
"Hal yang sekarang ini dibutuhkan dunia adalah penggunaan pupuk organik dan semua yang ada disini menggunakan pupuk organik," kata Khofifah di Jember.
Ia mengatakan Presiden Joko Widodo saat meninjau areal persawahan di Tuban, Jawa Timur beberapa waktu lalu juga menyampaikan untuk mendorong dan maksimalisasi penggunaan pupuk organik.
Baca juga: Buah organik Jember tembus pasar Eropa
Menurutnya sistem pertanian Asosiasi Mitra Tani Unggul mengutamakan penggunaan sumber daya alam secara bijaksana dan berkelanjutan, serta meminimalisir penggunaan bahan kimia sintetik seperti pestisida dan pupuk buatan.
"Kalau pupuk organik itu lahannya terjaga bagus, ekosistemnya dan ekologinya juga sehat. Jadi semua akan memberikan satu kekuatan daya dukung alam dan daya dukung lingkungan," tuturnya.
Ia mengapresiasi langkah yang dilakukan Asosiasi Mitra Tani Unggul sebagai wadah bagi para petani organik untuk berkolaborasi dan berbagi pengalaman dalam mengembangkan usaha pertanian mereka.
"Terlebih, hortikultura memiliki nilai tukar petani (NTP) dan nilai tambah yang paling tinggi, sehingga proses penguatan, perluasan, dan pemberdayaan hortikultura menjadi bagian penting untuk bisa mendorong percepatan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Ia mengatakan Asosiasi Mitra Tani Unggul sebagai wadah asosiasi para petani organik sehingga pemberdayaan nya makin luas dan makin banyak, artinya ada potensi untuk bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama para petani ini makin luas dan makin banyak.
"Saat ini banyak negara-negara di dunia yang mensyaratkan ekspor buah menggunakan pupuk organik, sehingga apa yang dilakukan Uswatun dan para petani di Asosiasi Mitra Tani Unggul diminati pasar luar negeri karena 100 persen menggunakan pupuk organik," katanya.
Ia berharap pertanian organik yang dilakukan Uswatun dan para petani yang tergabung di Asosiasi Mitra Tani Unggul bisa menjadi referensi tidak hanya di Jember tapi juga di daerah lain.
Tidak hanya itu, para petani juga bisa mencari referensi varietas buah lainnya yang lebih baik dan lebih unggul, untuk kemudian dikembangkan disini.
Menurutnya ada buah naga dengan varietas unggul, kemudian markisa varietas baru, mangga bahkan durian black thorn, sehingga tempat itu sekaligus menjadi pengembangan teknologi pertanian dan laboratorium untuk bisa mencari dan meningkatkan produk sehingga memberikan nilai tambah yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi.
Mantan Menteri Sosial itu juga mengapresiasi langkah Uswatun yang terus mengembangkan berbagai varietas buah baru untuk ditanam di kebunnya, seperti durian musang king dan black thorn karena durian jenis tersebut masih menjadi favorit dari para pecinta durian dan harganya juga masih sangat tinggi.
"Seperti alpukat itu pasarnya luar biasa, pemasoknya juga luar biasa. Apa yang sekiranya bisa memberikan nilai tambah, maka saya berharap bahwa sinergitas di antara seluruh elemen baik Pemprov, Pemkab dan unsur pertanian bisa terus ditingkatkan," ujarnya.
Kebun buah seluas 3 hektar tersebut menarik perhatian Gubernur Khofifah lantaran keberhasilannya dalam hal produksi maupun pemasarannya. Kebun yang dikelola langsung Ketua Asosiasi Mitra Tani Unggul, Asroful Uswatun ini berhasil menembus pasar luar negeri seperti Belanda, Jerman, Italia, Rusia, Perancis, UK, Dubai, Singapura, dan Malaysia.
Baca juga: Jember jadi percontohan penerapan konsep pertanian cerdas iklim
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023
Tags: