"Permintaan kelapa muda kepada kami meningkat dari 5.000 menjadi 10.000 butir per hari," kata Nani (45) seorang penampung kelapa muda di Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Banten, Minggu.
Ia menyebutkan permintaan kelapa muda untuk dipasok ke Jakarta itu hingga kini masih bisa terpenuhi.
Petani dari berbagai kecamatan di Kabupaten Lebak menjual kelapa muda ke Pasar Rangkasbitung Kabupaten Lebak.
"Kami membeli kelapa muda dari petani Rp5.000 per butir dengan total 10.000 butir itu mencapai Rp5 juta," katanya.
Menurut dia, kelapa muda yang ditampung itu kemudian dijual di pedagang pengecer di Jakarta. Kemudian di wilayah Kebayoran Jakarta Selatan misalnya dijual Rp7.00 per butir.
Baca juga: Petani karet di Lebak kembali bergairah setelah harga melonjak
"Kami sudah biasa setiap Ramadhan pasti permintaan kelapa muda meningkat," kata Nani.
Begitu juga penampung kelapa muda lainnya, Sukra (55) warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku bahwa bulan Ramadhan permintaan pedagang pengecer di Jakarta meningkat yang biasanya 4.000 butir kini menjadi 10.000 butir per hari.
Meningkatnya permintaan kelapa muda itu membantu perekonomian petani sebab mereka bisa langsung menjual kelapa muda ke Pasar Rangkasbitung.
"Kami menampung kelapa muda dari petani dan dipasok ke Jakarta malam hari dan pulang ke Rangkasbitung pada Subuh," katanya.
Tatang (45) seorang pedagang pengecer di Jalan Hardiwinangun Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan omzet penjualan kelapa muda selama Ramadhan naik hingga 70 persen dibandingkan hari biasa.
Biasanya, menurut dia, pendapatan pada bulan normal mencapai Rp400 ribu per hari, namun selama Ramadhan bisa mencapai Rp700 ribu per hari.
"Dari pendapatan Rp700 ribu, saya bisa meraup keuntungan bersih Rp 300 ribu setelah dipotong modal dan bayar upah pekerja," katanya.
Ia menyebutkan kelapa muda hingga kini masih diburu masyarakat, terlebih kelapa kopyor.
Baca juga: Petani Lebak raup untung usai ditetapkan HPP baru GKP Rp5.000/kg
Baca juga: ASDP perkirakan pemesanan tiket kapal feri secara daring meningkat