Jakarta (ANTARA News) - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau biasa dipanggil Ahok ingin menghentikan kebocoran pajak di DKI Jakarta. Salah satu dugaan kebocoran misalnya dari pemasukan parkir kendaraan.

Dia mencontohkan pendapatan parkir on street (parkir kendaraan di tepi jalan) yang jumlah pemasukannya bisa mencapai Rp22 miliar namun yang dilaporkan hanya Rp20 miliar.

"Kita ini tekor Rp2 miliar untuk on street, yang masuk cuma Rp20 miliar," katanya.

Ketika ditanya mengenai jumlah total total kebocoran pajak di DKI Jakarta, Ahok mengatakan "Itu tim kami sedang hitung."

Ahok mengusulkan agar pajak pemerintah DKI Jakarta menggunakan online agar jumlah pemasukan dapat diketahui setiap waktu oleh berbagai pihak.

Pemantauan pajak secara online itu misalnya pada sektor seperti hiburan, parkir, restoran, Izin Membangun Bangunan (IMB) serta tujuh jenis pajak lainnya.

"Intinya online mau ketahui total omset, hotel, hiburan," katanya.

Sistem online tersebut kata Ahok akan dipasang di kas masing-masing sektor tersebut sehingga jumlah pemasukan setiap sektor akan bisa dipantau. "Supaya input data terekam," katanya.

Menurut dia, jika seluruh data bisa didapat, maka kemungkinan terjadi kebocoran akan semakin kecil.

(dny)