Jakarta (ANTARA) - Pengamat Intelijen dan Keamanan Ngasiman Djoyonegoro menyoroti pentingnya sinergisitas TNI dan Polri dalam mengawal pemilihan umum (Pemilu) sebagai bagian dari manifestasi institusi keamanan dan pertahanan negara yang berdaulat.

“Sinergisitas TNI dan Polri merupakan pilar penting yang harus tegak di tengah-tengah kontestasi akbar lima tahunan itu," ucap Simon, sapaan akrab Ngasiman Djoyonegoro, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Sebab pada periode lalu, tutur Simon melanjutkan, tepatnya pada 2019, sinergisitas TNI-Polri berhasil mengawal penuh jalannya pesta demokrasi.

Baca juga: Mahfud minta ormas Islam kawal Pemilu 2024 berjalan sesuai jadwal

Baca juga: Ketum Solmet: Presiden minta relawan kawal dan sukseskan Pemilu 2024


TNI dan Polri dapat menjadikan keberhasilan tersebut sebagai referensi tahun depan, yakni pada Pemilu 2024. Masyarakat sangat berharap agar proses ini tetap dijaga dan lestari guna mewujudkan nilai yang terkandung di dalam Pancasila.

“Soliditas dan sinergisitas TNI-Polri merupakan bagian dari manifestasi institusi keamanan dan pertahanan negara yang berdaulat, serta memperkokoh implementasi yang terkandung dalam Pancasila Sila ke-3, yakni 'Persatuan Indonesia'," kata Simon.

Di sisi lain, Direktur Arus Survei Indonesia (ASI) Ali Rif’an memaparkan sejumlah pandangan tentang situasi strategis, khususnya yang berkembang kuat di akar rumput. Menurutnya, masyarakat hari ini telah lebih tanggap terhadap isu politik elektoral.

"Di era arus lalu lintas informasi yang borderless ini, masyarakat kita sudah lebih tinggi pengetahuannya akan penyelenggaraan Pemilu," ujar Ali Rif’an.

Ali juga menyampaikan bahwa pemangku kepentingan terkait penyelenggaraan pemilu harus mengoptimalkan sistem sosialisasi pemilu yang lebih terkini guna menyasar milenial sebagai pemilih terbanyak.

"Penguatan sistem oleh stakeholders, (dalam hal ini) khususnya KPU, harus dapat menyajikan sosialisasi yang dikemas untuk golongan muda sebagai pemilih terbanyak yang mencapai 55 hingga 60 persen, dan pengguna internet maupun media sosial yang mencapai angka 200 jutaan pengguna," tutur Ali.