Menurutnya, di Banjarbaru, Jumat, Gerakan Revolusi Hijau yang digagas Gubernur Kalsel sejak 2017 yaitu menanam, menanam, dan menanam, untuk anak cucu nantinya secara kontinyu dilakukan hingga 2023 ini.
"Terdapat penurunan lahan kritis yang signifikan dari kegiatan yang dilaksanakan melalui program revolusi hijau yang dicanangkan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor yang juga dibantu dengan kegiatan pendukung lainnya," kata Fathimatuzzahra.
Baca juga: Dishut Kalsel menggelorakan "Revolusi Hijau"
Pihaknya mempunyai target penanaman revolusi hijau setiap tahunnya yaitu, seluas 20 hektare lebih dan paling besar mencapai seluas 32 hektare. Kegiatan menanam, lanjutnya, sebagai upaya untuk menjaga kelestarian serta keseimbangan sumber daya alam, sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.Baca juga: Dishut Kalsel menggelorakan "Revolusi Hijau"
“Kami akan memaksimalkan penanaman agar bisa tercapai target di tahun ini dan penyediaan bibit di setiap Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) akan diupayakan, sehingga program gerakan revolusi hijau bisa tercapai, guna mengurangi lahan kritis dan menambah tutupan lahan," katanya.
Fathimatuzzahra mengatakan Gerakan Revolusi Hijau mendukung penuh Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 KLHK dalam pengurangan emisi karbon. Karena itu,
penanaman pohon salah satu program unggulan pemerintah perlu mendapat dukungan dari seluruh komponen masyarakat.
"Maka dari itu semua pihak agar bisa berpartisipasi menggencarkan Gerakan Revolusi Hijau dalam upaya pelestarian lingkungan," ucapnya.
Baca juga: Gubernur Kalsel dapat penghargaan Kemen-LHK pada hari menanam pohon
Baca juga: Kalsel rehabilitasi 30 ribu hektare hutan per tahun
Baca juga: Gubernur Kalsel dapat penghargaan Kemen-LHK pada hari menanam pohon
Baca juga: Kalsel rehabilitasi 30 ribu hektare hutan per tahun