Bogor (ANTARA News) - Pakar irigasi Institut Pertanian Bogor Prof Budi Indra Setiawan mengatakan, hal paling penting ketika akan melakukan irigasi di lahan gambut adalah harus mengetahui hidrolika tanah gambut, selain kondisi fisiknya.

"Persoalan ini adalah persoalan sangat dasar yang harus diketahui," katanya di Bogor, Jawa Barat, Minggu.

Ia menjelaskan bahwa lahan gambut juga sangat dipengaruhi oleh pasang surut. Pasang surut adalah naik turunnnya permukaan air laut.

"Kebanyakan lahan gambut berdekatan dengan pantai atau sungai besar yang dipengaruhi pasang surut," katanya.

Menurut dia, kemampuan mengetahui pengaruh pasang surut terhadap muka air tanah gambut itu menjadi penting, di mana hal itu juga tidak mudah karena tidak bisa diprediksi.

"Pasang surut dalam satu hari itu bisa terjadi dalam beberapa kali, maka dari itu pengukuran terhadap pasang surut harus dilakukan secara intensif," katanya.

Ia menjelaskan, tidak hanya dilakukan per hari, minimal tiap jam, dan malahan lebih intensif jauh lebih baik.

"Di sinilah peranan instrumentasi sangat penting," katanya.

Dikemukakannya bahwa karena lahan gambut itu banyak sekali digenangi oleh air, bukan berarti lahan gambut cocok untuk tanaman padi, mengingat lahan pertanian di Pulau Jawa yang semakin sempit.

"Memang padi lebih cocok untuk lahan gambut, mengingat lahan gambut sangat luas bentangannya dan selalu digenangi oleh air. Akan tetapi cara-cara tradisional tidak bisa diterapkan di dalam menangani padi di lahan gambut ini," katanya.

"Jadi, harus dibarengi dengan teknologi. Jika tidak, maka keuntungan finansial tidak akan didapatkan," tambahnya.

Mengingat lahan gambut itu memerlukan perhatian yang ekstra intensif, begitu pula dengan tanaman padi, kata dia, maka jika menginginkan keuntungan secara finansial besar dan minim perawatan, maka tanaman industrilah yang cocok di lahan gambut itu.

Apabila lahan gambut ini digunakan untuk tanaman industri maka akan memiliki nilai tambah yang cukup besar dan dapat dikelola secara berkelanjutan, katanya.

Ia memberi contoh tanaman kelapa sawit, hutan tanaman industri, akasia, dan sebagainya.

"Tanaman industri tersebut memiliki nilai tambah yang jauh lebih tinggi karena aktivitas budidayanya tidak seintensif padi," katanya.

Menurut dia, Indonesia memiliki potensi lahan gambut yang cukup luas, dan jika ditangani dengan maksimal akan memberikan nilai yang cukup berati bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.

Beberapa pulau di Indonesia yang memiliki lahan gambut yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah dan Papua.
(ANTARA)